Akar wangi sudah terbukti melalui uji ilmiah memiliki berbagai khasiat. Di antaranya, antiradang, antibakteri, antijamur, antimalaria, antituberkular, hiperglikemik, pelindung fungsi liver, dan antioksidan. Khasiat tanaman itu paling banyak dari minyak atsiri hasil sulingan akar dan daun.
—
AKAR wangi berasal dari tanaman bernama ilmiah Vetiveria zizanioides dari suku Poaceae. Vetiveria berasal dari kata Vetiver yang dalam bahasa Tamil berarti ’’root that is dug up’’. Artinya, akar yang mampu tumbuh menembus lapisan tanah. Memang struktur percabangan akar tanaman itu sedemikian masif sehingga bisa membantu mencegah terjadinya erosi. Akarnya termasuk adventitious root, bisa terjalin menjadi bentukan seperti tikar.
Tanaman tersebut berasal dari India. Namun, kini tumbuh subur di kawasan Asia, Afrika, dan Amerika Selatan. Di Pakistan, budi daya dilakukan di seluruh provinsi karena memang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Masyarakat dari berbagai suku di India paham betul penggunaan akar wangi untuk kesehatan. Mereka membuat pasta dari serbuk akar atau memanfaatkan langsung minyak atsiri hasil penyulingan. Biasanya dipakai untuk mengatasi demam, sakit kepala, radang, diare, dan gangguan seksual. Uap minyak atsirinya bisa untuk mengatasi demam pada penyakit malaria. Pastanya lebih mudah dioleskan untuk reumatik hingga luka gigitan ular.
Sementara itu, daun dan rangkaian akar bersifat ’’mendinginkan’’, jadi bisa dipakai sebagai alas tidur. Pemakaian pada kulit baik sebagai penawar sengatan sinar matahari, dan pengobatan berbagai penyakit kulit.
Sejauh ini, berbagai produk akar wangi sangat aman, tidak menimbulkan reaksi iritasi atau sensitisasi, dan tidak toksik. Syaratnya tentu penggunaan sesuai aturan yang tertera pada label kemasan produk. Ibu hamil dan menyusui perlu berkonsultasi dengan dokter.
Aromaterapi
Penelitian menunjukkan komposisi minyak atsiri dari akar wangi terdiri atas 150 senyawa golongan seskuiterpen. Di antaranya, alfa vetivone, beta vetivone, khusimol, vetiverol, vetivone, dan khusimone.
Minyak atsiri akar vetiver berbentuk cairan kental dengan warna kuning pucat hingga cokelat gelap. Baunya pun bervariasi, seperti bau asap, bau tanah, atau bau kayu. Minyak tersebut sudah digunakan pada industri parfum dan industri makanan.
Percobaan oleh peneliti Inggris, Tiongkok, dan Amerika membuktikan bahwa kualitas minyak sangat ditentukan oleh cara penyulingan. Dengan alat dan cara yang berbeda, ternyata dihasilkan minyak dengan kualitas dan khasiat yang berbeda pula.
Perbedaan itu diketahui antara lain melalui uji aktivitas antioksidan, antibakteri, dan antiradang dari minyak hasil sulingan. Hasil uji antimikroba menunjukkan perbedaan kekuatan minyak terhadap bakteri yang berbeda, termasuk bakteri penyebab gangguan saluran napas dan saluran cerna. Aktivitas terhadap jenis bakteri gram positif lebih kuat dibanding terhadap bakteri gram negatif.
Uji aktivitas antioksidan pada penelitian itu bahkan berhasil mengidentifikasi minyak yang terkuat dan terlemah daya antioksidannya. Percobaan tersebut juga berhasil mendeteksi komponen minyak yang jumlahnya sedikit, namun berkontribusi pada bau spesifik minyak. Informasi hasil penelitian itu sangat berguna bagi pemanfaatan minyak akar wangi untuk aromaterapi.
Meningkatkan Kemampuan Daya Ingat
Minyak atsiri memang bisa bekerja langsung pada saraf pusat alias otak dengan cara hirupan melalui hidung. Minyak vetiver sudah diuji khasiatnya, yaitu sebagai penurun ansietas dan meningkatkan daya ingat. Juga, meningkatkan fungsi kognitif lain seperti peningkatan kewaspadaan, perhatian, pengambilan keputusan, dan penyelesaian masalah.
Peneliti gabungan dari beberapa fakultas farmasi India membuat percobaan pada tikus yang diberi obat untuk menimbulkan ansietas dan gangguan memori. Selanjutnya, tikus itu diberi ekstrak etanol akar wangi dan hasilnya dilihat melalui alat khusus untuk mengamati tingkah laku. Sebagai pembanding pada percobaan tersebut, digunakan obat anti-ansietas.
Hasilnya menunjukkan penurunan ansietas dan peningkatan aktivitas memori, yang diduga berkat kelancaran kerja neurotransmitter. Ekstrak etanol menunjukkan terdapatnya kandungan senyawa fenolik, flavonoid, sterol, saponin, tanin, glikosida, dan karbohidrat.
Anti Penuaan Dini
Akar wangi sudah dipakai untuk perawatan kulit, terutama demi mempertahankan keutuhan kulit melalui keberadaan lapisan lipida (lemak) kulit. Penurunan kadar lipida kulit menyebabkan mudah keriput sehingga mempercepat penuaan.
Untuk membuktikan hal itu, peneliti Prancis melakukan uji pada kultur sel manusia. Yang diuji adalah ekstrak ampas hasil penyulingan minyak akar wangi. Ternyata, benar bahwa ekstrak bisa merangsang pembentukan lapisan lemak yang menjaga keutuhan kulit.
Selain itu, terjadi perbaikan pengeluaran minyak oleh kelenjar minyak pada kulit. Pada uji antikerut, terdeteksi penurunan kedalaman kerutan. Temuan itu membuktikan peran sampah hasil penyulingan yang bisa berperan sebagai anti penuaan dini. Ini juga menjadi tren baru dalam dunia kosmetik. (*)
PEMANFAATAN AKAR WANGI
Sekarang sudah banyak produk berbahan akar wangi dalam bentuk krim dan infused water.
Pilih produk berkualitas dan perhatikan dengan saksama aturan pakainya.
Membuat ’’Toner’’ Kulit dari Akar Wangi
Didihkan 300 ml air dalam panci. Tambahkan air dingin sedikit, irisan lemon, dan akar wangi, kemudian aduk.
Diamkan beberapa jam tanpa diaduk. Kemudian saring, pisahkan airnya, dan tuangkan ke dalam botol semprot.
Gunakan langsung sebagai toner atau body mist (membantu menghilangkan sisa kotoran, mengencangkan kulit, dan memperkecil pori-pori).
Pengharum
Ambil akar wangi secukupnya, cuci bersih, lalu keringkan dengan bantuan sinar matahari.
Potong-potong, bungkus dalam kain kasa, gantungkan pada lemari pakaian sebagai pengusir serangga. Atau, gantungkan sebagai pengharum ruangan untuk mendapatkan ketenangan.
Dari berbagai sumber
—
KAMUS HERBAL
Ansietas: Perasaan tidak tenang atau tidak nyaman karena penyebab yang tidak spesifik.
Adventitious root: Akar tanaman yang dapat tumbuh dari bagian lain tanaman selain bagian akar utamanya.
Neurotransmitter: Pembawa pesan antar-sel saraf.
*) Prof Dr Apt Mangestuti Agil MS, Guru besar Botani Farmasi dan Farmakognosi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
YouTube: Kanal Kesehatan Prof Mangestuti