JawaPos.com- Tidak sedikit ruas jalan di Sidoarjo belaksangan jadi rusak parah imbas bekas galian untuk pemasangan pipa air. Jalan yang digali untuk pemasangan jaringan pipa tidak diperbaiki maksimal. Misalnya, jalan di Desa Banjarsari, Jalan Raya Keling Jumputrejo, hingga Jalan Raya Sukodono.

Beberapa hari ini, kerusakan parah terlihat di Jalan Raya Sukodono sekitar 500 meter ke barat dari perempatan Gedangan. Kerusakan merata dan memanjang di pinggir jalan tepat di area bekas galian pipa.

Nah, sehabis hujan, lubang jalan menjadi penuh genangan air. Hal itu sangat membahayakan pengguna jalan. Kemarin (17/2) lubang jalan tersebut diuruk sementara. Namun, belum diaspal ulang. Jika hujan, tentu saja tanah urukan berisiko terbawa air. Lubang pun menganga lagi.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Sumber Daya Air (DPUMBSDA) Sidoarjo Dwi Eko Saptono mengatakan, jalan tersebut sementara diuruk oleh petugas pelaksana penggalian. Tujuannya, hanya menutup lubang jalan yang terlalu dalam sehingga tidak membahayakan. ’’Sudah ada urukan, tapi memang belum optimal,’’ katanya.

Dwi menambahkan, salah satu penyebab kerusakan jalan tersebut adalah bekas galian untuk pemasangan pipa air. Kerusakan parah tampak memanjang tepat di atas jalur pipa.

’’Seharusnya rekondisi dengan mengembalikan ke standar jalan,’’ ujarnya. Pihaknya sudah menyampaikan keluhan tersebut ke Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Delta Tirta. ’’Senin (lusa, Red) kami undang Delta Tirta dan pelaksana penggalian jaringan SPAM (sistem penyediaan air minum),’’ jelas Dwi. Tujuannya, perbaikan jalan dilakukan sesuai standar.

Dwi menegaskan, semua yang memanfaatkan jalan seperti penggalian pipa harus mempertimbangkan teknis cara menggali dan mengembalikannya sesuai standar. ’’Intinya, pada pertemuan nanti kami me-review kembali terkait rekondisi galian karena saat ini banyak jalan yang rusak lagi,’’ tuturnya.

Menurut Dwi, saat penggalian jalan aspal, harus dilihat struktur jalannya. Jadi, tidak sekadar diaspal, tapi harus dikuatkan struktur jalannya. Fondasinya harus direkondisi sesuai standar. Kepadatan fondasinya harus terukur. Misalnya, kepadatan tanahnya 90 persen, maka juga harus dikembalikan 90 persen. ’’Jangan sampai tidak memenuhi standar. Kalau hanya diuruk dan ditutup aspal, ya bisa saja tapi nanti ambles,’’ katanya.

Seusai pemanggilan tersebut, dia meminta ruas jalan yang rusak segera diperbaiki karena menjadi tanggung jawab pelaksana penggalian. ’’Ini saya perketat. Ada pengawas dari dinas,’’ katanya.

Direktur Operasional Perumda Delta Tirta Sidoarjo Fatihul Faizun mengakui, ada sejumlah keluhan terkait kondisi jalan pasca penggalian. ’’Kami masih berkoordinasi intensif dengan dinas perkim CKTR dan PUBMSDA,’’ ujarnya.

By admin