JawaPos.com – Salah satu rider yang merasa puas setelah melakoni tiga hari tes pramusim MotoGP di Sirkuit Sepang, Malaysia, adalah rider Aprilia Maverick Vinales.
Dia merasa ada kemajuan pesat pada motornya dibandingkan dengan edisi tahun lalu. Hal yang membuatnya menemukan kembali “sesuatu yang hilang” tahun lalu.
Pada sesi penutup tes di Sepang, Vinales bertengger di posisi ketiga daftar pembalap tercepat berselisih sepersepuluh detik dari Luca Marini (VR46) yang menjadi rider pemuncak.
Bahkan, Vinales dan rekan setimnya Aleix Espargaro menjadi pembalap non-Ducati yang berada di posisi 9 besar pembalap tercepat.
Usai tes Vinales menyatakan, fokusnya di Malaysia adalah menemukan kembali apa yang hilang tahun lalu. Satu yang membuatnya begitu bersemangat adalah distribusi torsi pada motor RS-GP miliknya yang membaik.
”Caraku mengontrol spin (ban belakang) di trek ini sungguh luar biasa. Karena itu aku ingin segera menajajalnya di trek lainnya,” terang Vinales dikutip dari The Race.
”Di balapan, saat kami membutuhkan ruang untuk melakukan spin (di tikungan) aku rasa, tahun ini, aku bisa mengontrolnya dengan baik.”
”Sepanjang karirku, itulah yang menjadi kelebihanku. Tetapi tahun lalu, aku kehilangan itu semua.”
”Di Silverstone (tahun lalu) aku punya peluang untuk menang. Tetapi (cengkeraman) banku drop. Di Assen (Belanda) juga sama. Tapu tahun ini aku menemukannya kembali.”
Kemampuan untuk mengontrol spin di tikungan memang menjadi teknik penting dalam balapan MotoGP. Dalam sudut kemiringan tertentu, seorang pembalap membutuhkan ban belakang yang spin untuk mendapatkan kecepatan maksimal.
Nah, masalah yang sama sempat dialami motor Suzuki GSX-RR dua tahun silam. Dengan ban baru dan bahan bakar penuh, mereka kesulitan mendapatkan efek spin pada roda belakang.
Namun, ketika cengkeraman ban mulai berkurang spin baru bisa dilakukan. Tak heran jika rider-rider Suzuki seringkali baru bisa bertarung di lap-lap akhir.
Pengakuan Vinales ini bisa jadi sebagai titik balik karirnya di Aprilia. Setelah membutuhkan waktu cukup lama untuk beradaptasi dari mesin empat silinder segaris (Suzuki dan Yamaha) ke mesin berkonfigurasi V4.
Namun, yang selalu menjadi catatan dalam karir Vinales adalah pembalap Spanyol tersebut selalu kuat di saat uji coba pramusim. Tetapi begitu tampil di balapan sebenarnya, performanya anjlok.
Tahun ini, bisa jadi pembuktian kebangkitan Vinales. Dia bisa jadi kuda hitam, karena secara teknik dan kemampuan sebenarnya Vinales berada di atas Aleix Espargaro.
”Di Malaysia kami bahkan belum mengutak-utik setingan motor. Hanya menjajal macam-macam suku cadang baru. Jadi aku sangat senang dengan hasil (di Malaysia) ini,” tandasnya.