JawaPos.com–Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tunjuk Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak menjadi Ketua DPD Demokrat Jatim. Keputusan itu memunculkan respons berbagai pihak.
DPC Partai Demokrat Nganjuk, misalnya. Sekretaris DPC Demokrat Nganjuk Endah Sri Murtini mengklaim pihaknya solid serta menerima hasil keputusan Musda VI. Hasil Musda VI menetapkan Emil Elestianto Dardak sebagai ketua DPD Demokrat Jatim.
”Sejak ditetapkan Mas Emil sebagai ketua DPD, kami tidak ada masalah, tidak ada gejolak, kami baik-baik saja, tidak ada kisruh-kisruh sebagaimana yang beredar,” kata Endah pada Rabu (6/4).
Endah menegaskan, penunjukan Emil sebagai pemimpin Demokrat Jatim telah melalui sejumlah tahap. Sehingga, penetapan Emil sebagai Ketua DPD Demokrat Jatim sudah benar dan wajib ditaati.
”Kontestasinya sudah selesai, sekarang waktunya kembali bekerja, apalagi sekarang verifikasi parpol,” tutur Endah.
Disinggung soal perbedaan pandangan terkait hasil Musda VI, dia melihat hal itu merupakan hal yang wajar. Namun, Endah mengingatkan hal lain yang lebih penting, yakni soliditas partai menghadapi Pemilu 2024.
”Sekarang roda kepemimpinan Jawa Timur diserahkan ke Mas Emil, seyogyanya, demi kebesaran partai kita perlu menatap masa depan untuk persiapan 2024,” ucap Endah.
Di sisi lain, Ketua DPC Demokrat Nganjuk M. Fauzi Irwana mengaku kecewa usai penunjukan Emil Dardak sebagai ketua Demokrat Jatim. Fauzi menyebut, janji DPP soal musda berjalan demokrasi hanya omong kosong.
”Tentu kita kecewa, apa yang disampaikan di awal bahwa pemilihan ketua secara demokrasi, tapi nyatanya seperti ini. Teman-teman 25 DPC sangat kecewa dengan keputusan ini,” kata Fauzi.
Fauzi mengatakan, DPC-DPC pendukung Bayu Airlangga tidak dijelaskan di mana letak kekurangan Bayu. Apalagi, soal jumlah dukungan juga terpaut jauh.
”Musda 20 Januari, 25 DPC lawan 13 DPC itu harusnya jadi pertimbangan. Kalau soal loyalitas, boleh diadu, Mas Bayu loyal ke AHY. Apalagi saat KLB. Jauh, lebih loyal Mas Bayu,” tegas Fauzi.
Selain Fauzi, Yakup, Ketua DPC Demokrat Kabupaten Kediri juga merasa kecewa. Dia mempertanyakan keputusan Badan Pembna Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (BPOKK) yang memutuskan memilih Emil sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Jatim. Sebab, Emil sempat menjadi kader partai lain sebelum memutuskan bergabung ke Partai Demokrat.
Menurut Yakup, Bayu yang juga menantu Mantan Gubernur Jatim Soekarwo ini sangat loyal dengan Demokrat. ”Coba lihat, apakah Mas Emil kader asli Demokrat? Pernah di beberapa partai, saya kira kalau alasan DPP loyalitas tidak masuk akal. Mas Bayu jelas membesarkan Demokrat lebih lama,” papar Yakup.
Sementara itu sebelumnya, Ketua DPC Partai Demokrat Kota Surabaya dan anggota Komisi IX DPR Lucy Kurniasari menyatakan mendukung keputusan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menetapkan Emil Elestianto Dardak memimpin DPD Demokrat Jatim.
”Sebagai kader saya harus tunduk, patuh, dan tegak lurus mendukung keputusan ketua umum,” kata Lucy Kurniasari seperti dilansir dari Antara.
Menurut dia, keputusan tersebut selayaknya harus dipandang sebagai yang terbaik untuk mengembalikan kejayaan Partai Demokrat, khususnya di Jawa Timur.
”Pilihan saya kepada Bayu Airlangga pada Musda Jatim saat itu merupakan bagian dari demokrasi. Namun perbedaan pilihan bukan membuat jarak dan terkotak-kotak. Mari bersama-sama demi kejayaan partai,” kata Lucy.
Untuk itu, lanjut dia, sudah saatnya melakukan konsolidasi dan rekonsiliasi untuk menyongsong tahun politik. ”Mari bersatu untuk mencapai kemenangan Partai Demokrat pada 2024,” ujar Lucy.