JawaPos.com–Lebih dari 1 dekade Hi Tech Mall Surabaya kehilangan pengunjung. Turunnya jumlah pengunjung Taman Hiburan Remaja (THR) berimbas pada hilangnya pengunjung Hi Tech Mall.
Daniel Suherman, sales elektronik di Hi Tech Mall mengatakan, pihaknya sudah kehilangan pengunjung sejak 2006. Saat itu, THR juga kehilangan pengunjung karena tak lagi dikelola pihak swasta.
”Pada 2006 sudah sepi. Itu pas THR nggak dikelola PT Sasana Boga,” kata Daniel saat ditemui di Hi Tech Mall, Rabu (6/4).
Daniel menyebut pihaknya sempat diminta pindah. Kabarnya, Hi Tech Mall akan bernasib sama seperti THR, yakni digusur dan diratakan dengan tanah.
”Ada wacana pada 2019 mau digusur. Terus pemkot bilang nggak jadi tutup. Jadi paguyuban yang mengelola,” ujar Daniel.
Tahun ini, Pemkot Surabaya turun tangan. Padahal sebelumnya, biaya perawatan dan seluruh pengelola diatur dan diurus paguyuban.
”Dulu bulanannya dipegang paguyuban. Jadi dibayar per stan,” kata Daniel.
Daniel berharap Hi Tech Mall tidak digusur atau dipindahkan. Hi Tech Mall seharusnya direnovasi dan diperbaiki.
”Ini kan pusat IT terbesar di Indonesia. Kalau bisa ya dipertahankan. Mal jelek tapi pengunjungnya banyak,” papar Daniel.
Hal serupa diungkapkan Tri Utami, 30. Pedagang aksesoris elektronik itu berharap Hi Tech Mall diperbaiki. ”Mending kayak dulu karena ini kan pusat elektronik. Orang pasti cari di sini,” ujar Tri.
Tri Utami mengikuti pengundian nomor stan yang dilakukan Pemkot Surabaya, Selasa (5/4). Dia mendapat stan di blok B.
”Saya senang bisa dipindahkan dan dapat bantuan Pemkot Surabaya. Mulai April ini sudah disosialisasikan,” terang Tri.
Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berencana menghidupkan kembali Hi Tech Mall. Langkah awal yang dilakukan pemkot adalah merelokasi stan para pedagang.
Proses relokasi itu diawali dengan pengundian stan oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Surabaya.
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Surabaya Ira Tursilowati menyebut, relokasi itu atas permohonan dari para pedagang. Sebab, banyak stan yang masih buka terpencar-pencar.
”Yang paling penting ini juga untuk efisiensi. Sebab, beban listrik kita sangat besar. Kami memohon kepada PLN untuk diberikan keringanan, dan alhamdulillah disetujui,” ucap Ira.