JawaPos.com – PT Pertamina melalui PT Pertamina Patra Niaga (PPN) mengantisipasi tiga titik lokasi menjelang mudik lebaran 2022. Pasalnya, tiga titik itu rawan terjadi kemacetan yang menghambat kenyamanan mudik.
“Kami mengantisipasi tiga lokasi yang menjadi perhatian utama kami dalam Satgas RAFI (Satuan Tugas Ramadan dan Idul Fitri) 2022 ini. Pertama adalah jalur lintas utama, lokasi wisata dan daerah rawan bencana,” ungkap CEO PT Pertamina Patra Niaga (PPN) Alfian Nasution dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (6/4).
“Jalur lintas utama/jalur logistik yang menjadi perhatian kami karena dari tahun ke tahun merupakan daerah yang rawan terjadi kemacetan dan sebagainya,” sambungnya.
Terdapat 8 jalur yang rawan terjadi kemacetan dan akan menjadi perhatian lebih daripada Pertamina agar penyaluran distribusi bahan bakar minyak (BBM) dan LPG berjalan lancar. Pertama adalah Lintas Timur Sumatera meliputi Medan-Riau-Jambi-Palembang.
Kemudian Lintas Timur Sumatera meliputi Padang-Bukit Tinggi-Payakumbuh, diikuti Jalur Tol Trans Sumatera Bakauheni-Palembang. Lalu, Jalur Tol Trans Jawa yaitu Jakarta-Probolinggo dan Jalur Selatan Jawa meliputi Cikampek-Bandung-Tasikmalaya-Jogjakarta dan juga Jalur Utara Jawa.
Jalur yang menjadi perhatian yang lain adalah Gilimanuk, Merak, Bitung, kemudian terdapat wilayag Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Lalu, perhatian juga diberikan kepada wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Untuk lokasi wisata yang akan diantisipasi adalah Toba Samosir, Brastagi, Kota Bukit Tinggi, Lampung, Pangkal Pinang, Anyer, Puncak, Lembang, Kota Jogjakarta, Kota Batu/Malang. Kawasan wisata lain adalah Bali, Labuan Bajo dan Sumba, Bunaken, Malino, Pantau Bira dan Danau Linow serta Raja Ampat.
Sementara itu, untuk daerah rawan bencana terdapat Gunung Api Semeru (Lumajang, Jatim), Gunung Api Ile Lewotolok (Lembata, NTT), Gunung Api Merapi (DIY dan Jateng), Gunung Api Karangetang (Sumut) dan wilayah rawan banjir, gempa bumi dan longsor di wilayah curah hujan tinggi.