JawaPos.com–Kemacetan dan kondisi jalan berlubang kini menjadi tantangan bagi para pengguna jalan Tol Jakarta–Cikampek (Japek). Kemacetan di ruas ini, hampir setiap sore terjadi, tepatnya di ruas jalan tol wilayah Bekasi.
Pada akhir pekan kepadatan kendaraan mengakibatkan kemacetan makin parah di jalan Tol Jakarta–Cikampek mulai dari wilayah Karawang hingga Bekasi. Karena itu, dibangun Jalan Tol Layang Jakarta–Cikampel Sheikh Mohammed Bin Zayed (Japek MBZ).
Namun kemacetan di tol Jakarta–Cikampek tetap tak terhindarkan pada waktu-waktu tertentu seperti saat long weekend dan musim mudik Lebaran. ”Sudah bingung mau komentar apa, setiap lewat tol ini pasti macet, padahal sudah ada jalan layang,” kata Imron, salah seorang sopir truk yang rutin melintasi jalan Tol Jakarta–Cikampek tiga kali dalam sepekan seperti dilansir dari Antara.
Dari arah Cikampek dan sekitarnya menuju arah Jakarta, kemacetan hampir terjadi setiap sore. Saat memasuki KM 50 ke arah Jakarta, arus lalu lintas sudah tersendat. Kondisi itu terjadi hingga wilayah Bekasi.
Imran dan sejumlah sopir yang sering melintasi jalan Tol Jakarta–Cikampek tak hanya mengeluhkan kemacetan di jalan berbayar tersebut. Sejumlah sopir mengeluhkan kondisi jalan Jakarta-Cikampek banyak yang berlubang yang bisa merusak kendaraan dan bahkan bisa mengakibatkan kecelakaan.
”Saya beberapa kali dikejutkan kendaraan yang tiba-tiba pindah lajur, menghindari lubang,” kata Samsuri, seorang pengguna jalan Tol Jakarta–Cikampek saat ditemui di rest area KM 42 jalan Tol Jakarta–Cikampek.
Saat melintasi jalan Tol Jakarta–Cikampek arah Jakarta, dia mengambil lajur tengah, tapi sebuah kendaraan di depannya di lajur cepat secara tiba-tiba langsung pindah ke lajur tengah. Otomatis Samsuri menginjak rem secara mendadak. Beruntung di belakangnya jarak kendaraan cukup jauh, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
”Saya lupa kejadiannya di kilometer berapa, yang pasti di jalan Tol Jakarta–Cikampek antara wilayah Karawang dan Bekasi. Ketika itu saya sempat menoleh ke jalur cepat setelah kejadian itu, ternyata ada lubang yang cukup parah di lajur kanan,” ungkap Samsuri.
Dampak kondisi jalan berlubang di jalan Tol Jakarta–Cikampek juga dikeluhkan Deni, pengendara asal wilayah Cikampek, Karawang. Dia mengaku pernah mengalami hal yang mengkhawatirkan akibat tak sengaja menghantam lubang di jalan Tol Jakarta–Cikampek.
”Saat hendak ke Jakarta bersama keluarga, baut roda mobilnya patah dan bengkok setelah menghantam lubang yang cukup parah di jalan Tol Jakarta-Cikampek, tepatnya di antara Bekasi Timur dan Bekasi Barat. Ketika itu kecepatan antara 80–100 kilometer/jam. Jadi sulit menghindari lubang, apalagi kondisi arus lalu lintas sedang ramai,” ungkap Deni.
Pengendara lain asal Dawuan Karawang, Nurwenda juga menyampaikan kisah pilu setelah menjadi korban jalan berlubang di jalan Tol Jakarta–Cikampek. ”Saya pernah menghantam lubang di jalan Tol Jakarta–Cikampek sampai ban belakang bagian kanan robek dan velg nyaris patah. Memang saat itu saya mengendarai dengan kecepatan tinggi. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur saat itu kendaraan bisa langsung terkontrol, sehingga tidak terjadi kecelakaan parah,” ungkap Nurwenda.
Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru menyampaikan, pekerjaan rekonstruksi rigid pavement di ruas jalan Tol Jakarta–Cikampek merupakan bagian dari upaya meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan. Dalam melakukan pengerjaan rekonstruksi rigid pavement, Jasa Marga telah menyiapkan mitigasi risiko.
Di antaranya pengalihan arus lalu lintas yang terdampak sebelum area kerja, mempersempit area kerja, persiapan contra flow, serta gardu reversible apabila kondisi lalu lintas kendaraan padat, serta berkoordinasi dengan pihak kepolisian Patroli Jalan Raya (PJR) dan PT Jasamarga Tollroad Operator (JMTO).
”Kami banyak kerjaan perbaikan jalan,” terang Dwimawan Heru.
Jalan Tol Jakarta–Cikampek memiliki panjang sekitar 83 kilometer, melintasi wilayah Jakarta, Bekasi, Karawang, dan Purwakarta. Jalan Tol Jakarta–Cikampek mulai dioperasikan sejak 1988.
Jalan tol tersebut menghubungkan Kota Jakarta dengan Cikampek, menjadi salah satu infrastruktur penting nasional dan menjadi urat nadi trasportasi yang menghubungkan Jakarta dan Bekasi dengan kota-kota lain di Pantai Utara (Pantura) Jawa.