JawaPos.com – Pabrik Suzuki di Hungaria telah menangguhkan ekspor mobil ke Rusia dan Ukraina pada Maret karena perang. Hal itu disampaikan pihak perusahaan seperti dikutip dari Reuters, Senin (14/3).
Eropa Tengah menghadapi kejatuhan ekonomi imbas invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari. Termasuk dari sanksi Barat yang keras terhadap Moskow dan gejolak di pasar global karena investor beralih ke aset yang lebih aman.
Suzuki mengatakan pihaknya mengekspor sekitar 10.000 mobil ke Rusia dan Ukraina per tahun. Mereka menambahkan bahwa pihaknya mencoba mengalihkan pesanan yang terpengaruh ke pasar lain untuk mempertahankan volume produksi yang direncanakan.
Bisnis Suzuki Hungaria menjual 119.098 mobil pada tahun 2020 berdasarkan angka terbaru yang tersedia di situs webnya, termasuk 101.672 kendaraan di pasar luar negeri. Itu berarti Rusia dan Ukraina menyumbang sekitar sepersepuluh dari ekspor tahunannya.
“Perusahaan kami tidak memiliki pemasok tingkat satu langsung di daerah yang terkena dampak,” kata juru bicara Zsuzsanna Bonnar-Csonka, merujuk pada situasi di Rusia dan Ukraina.
“Namun, kami terus memantau seluruh rantai pasokan,” katanya. Dia juga mengatakan kekurangan chip global masih merupakan rintangan terbesar.
Bonnar-Csonka mengatakan bahwa kenaikan biaya energi dan melemahnya Forint, mata uang Hungaria, yang turun sekitar 3 persen terhadap Euro tahun ini, memiliki dampak tambahan pada operasinya.
“Kami melakukan yang terbaik untuk mengoptimalkan biaya produksi kami. Namun, setelah titik tertentu, kami perlu mencerminkan sebagian dari biaya tambahan ini dalam harga mobil baru,” kata Bonnar-Csonka.
Produsen mobil besar di Hungaria selain Suzuki ada Mercedes-Benz dan divisi Audi dari grup Volkswagen. Sektor mobil telah menjadi andalan pertumbuhan dan ekspor Hungaria, tetapi bahkan sebelum perang Rusia-Ukraina telah terhambat oleh kekurangan semikonduktor global.