JawaPos.com- Sejarawan mendorong Pemkot Surabaya melakukan digitalisasi dalam menjaga sejarah. Baik di kawasan jalan maupun gedung bersejarah. Salah satunya menggunakan aplikasi. Tujuannya, memberikan edukasi kepada masyarakat. Khususnya para anak muda.
Direktur Surabaya Heritage Society Freddy H. Istanto menyatakan, masih banyak kawasan bersejarah di Surabaya yang belum dikenal banyak orang. Sebagaimana Jalan dr Soetomo dan W.R. Supratman. Begitu juga kawasan Jalan Darmo. ’’Masih banyak kawasan atau bangunan bersejarah yang harus dimunculkan,’’ ucapnya kemarin.
Kawasan tersebut dulunya tempat elite dan eksklusif bagi Belanda. Nah, kata Freddy, hal yang belum diketahui banyak warga itu juga harus dimunculkan. Termasuk bungker di belakang Polsek Tegalsari. Bungker itu dibuat sekitar 1930.
Menurut Freddy, sisi lain dari beberapa bangunan bersejarah juga harus dimunculkan. Misalnya Balai Pemuda. Lokasi tersebut dulunya adalah tempat orang Belanda mencari hiburan. Begitu juga cerita soal Jalan Praban.
Di kawasan tersebut banyak yang berjualan sepatu dan tas. Ternyata, ada hubungannya dengan Siola. Di sana dulunya terkenal dengan jualan sepatu dan tas. Dengan begitu, di Jalan Praban diciptakan perdagangan yang sama.
Freddy menjelaskan, beberapa kawasan hingga gedung bersejarah itu harusnya bisa dimunculkan. Apalagi dikemas dalam sebuah aplikasi. ’’Konsepnya bukan hanya soal lokasi bangunan dan gedung bersejarah di Surabaya, melainkan juga dilengkapi literatur yang menarik. Bukan hanya tulisan atau foto, melainkan bisa juga video,’’ paparnya.
Jadi, kata Freddy, bisa juga kawasan atau gedung itu dibuat seakan-akan bercerita sendiri. Caranya hanya dengan scan barcode. ’’Ini kan bisa menjadi guide bagi siapa saja yang jalan-jalan,’’ terangnya.
Terkait dengan itu, beberapa cara akan ditempuh. Di antaranya, membawa usulan tersebut ke dewan. Termasuk mengajak diskusi dengan dinas terkait.