JawaPos.com–Kepolisian Resor Mimika, Papua, menyatakan, tetap akan melanjutkan proses hukum kasus dugaan malapraktik di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika. Kejadian tersebut mengakibatkan seorang ibu rumah tangga meregang nyawa pada Agustus 2021.
Kasatreskrim Polres Mimika Iptu Bertu Haridyka Eka Anwar di Timika mengatakan, jajarannya diundang manajemen RSMM untuk menyaksikan pertemuan dengan pihak keluarga korban. Ada pembicaraan untuk penyelesaian masalah tersebut secara kekeluargaan pada Jumat (11/3).
”Kami akan hadir menyaksikan pertemuan antara manajemen RSMM dengan keluarga korban untuk membicarakan masalah ini. Tapi proses penegakan hukum tetap jalan terus,” kata Bertu seperti dilansir dari Antara.
Dia menyebutkan, polisi sudah memeriksa ulang sekitar 12 orang saksi terkait kasus kematian almarhumah Agheta A. Pakage. ”Kami periksa ulang semua saksi, mulai dari tenaga medis, dokter, dan semua orang yang terlibat mulai dari awal korban dilakukan tindakan medis di RSMM hingga korban meninggal dunia,” jelas Bertu.
Menurut dia, polisi sudah mendapatkan hasil rekam medik dan laporan investigasi dari pihak komite medik RSMM Timika.
Kasus dugaan malapraktik yang dilakukan oknum dokter bersama timnya sempat viral di media sosial di Timika pada Desember 2021. Sebuah rekaman video berdurasi beberapa detik memperlihatkan seseorang mengeluarkan kain kasa dari dalam perut korban, tepatnya di luka bekas operasi.
Bertu menyebut tertinggalnya bahan medis berupa kain kasa dalam perut korban usai operasi sesar saat melahirkan di RSMM Timika bukan perbuatan sengaja untuk menghilangkan nyawa korban.
”Tidak bisa dikategorikan itu perbuatan sengaja untuk menghilangkan nyawa orang lain. Dalam istilah hukum dikenal sebagai kealpaan saat pelaku bersama timnya melakukan tindakan operasi. Jadi, tidak ada niat sedikitpun dari dokter tersebut untuk membunuh pasiennya,” ujar Bertu.
Dokter yang memimpin tim operasi sesar almarhum Agheta A. Pakage sudah dinonaktifkan atau diberhentikan pihak RSMM Timika. Saat melakukan tindakan operasi itu, dokter berinisial G itu dibantu sekitar enam orang perawat.
Buntut dari kasus kematian Agheta A. Pakage itu, pada 28 November 2021 ratusan warga mendatangi kantor DPRD Mimika.