JawaPos.com– Dinas lingkungan hidup dan kebersihan (DLHK) mulai melakukan sensus sampah. Yakni, mendata seluruh sumber sampah di Sidoarjo. Dengan begitu, akan didadat kepastian data jumlah penghasil sampah. Lalu, menentukan solusinya. Harapannya, dengan solusi yang sesuai, tak ada lagi cerita sampah keleleran di pinggir jalan atau sampah menumpuk di sungai.
Kepala DLHK M. Bahrul Amig menyatakan, pihaknya mulai melakukan sosialisasi ke desa-desa. Targetnya, bulan depan desa sudah mendata sumber sampah yang ada di wilayahnya. Amig menyebutkan, setidaknya ada empat tujuan sensus sampah itu.
Pertama, ada kepastian data jumlah penghasil limbah rumah tangga atau sejenisnya. Termasuk di tempat usaha, perkantoran, dan lainnya. Kedua, memastikan cakupan layanan. Jika jumlah sampah diketahui, kemampuan desa dan kelurahan dalam menjalankan kewenangan terkait urusan wajib persampahan akan disesuaikan.
Ketiga, sensus dilakukan untuk mengevaluasi daya tampung tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST). ’’Apakah betul semua sampah desa bisa terlayani di TPST,’’ katanya.
Keempat, pemetaan ulang terkait cakupan layanan. Mana sampah yang bisa diselesaikan di desanya sendiri dan mana yang harus ditangani TPST di luar desanya.
Jika sumber sampah dan jumlah sampah di tiap desa sudah diketahui, desa juga punya dasar menentukan perhitungan biaya layanan penanganan sampah. Dengan begitu, ada penyiapan anggaran penanganan sampah.
Sebab, sesuai Permendagri Nomor 7 Tahun 2021, ada empat objek pembiayaan dalam pengelolaan sampah. Yakni, biaya pengumpulan sampah, biaya angkut dari rumah tangga ke TPST, biaya pengelolaan TPST, dan beban biaya pemrosesan sampah di tempat pemrosesan akhir (TPA).
Jika nanti dari sensus itu ada sumber sampah baru, temuan tersebut bisa segera ditangani. Dengan begitu, tak ada lagi sampah tercecer bahkan dibuang di sungai.
’’Jika hulu penanganan sampah terlayani, tidak akan ada yang buang ke sungai. Dipastikan, 95 persen sungai bersih,’’ jelas Amig. Jika masih ada yang membuang sampah ke sungai, artinya sumber sampah itu belum ditangani.