jateng.jpnn.com, SOLO – Nama ‘Samsul’ yang disematkan kepada Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka saat kampanye Pemilu 2024 cukup menarik perhatian masyarakat. Istilah satir itu justru dianggap Gibran mampu mengangkat program makan siang gratis. 

Cerita Gibran ini berawal dari pertanyaan salah seorang peserta pelatihan konten kreator di Lokananta Solo, Rabu (22/5). Gibran yang menjadi salah satu pembicara ditanya tips bagaimana jika konten kreator mendapatkan hate coment atau komentar pedas.

Menanggapi hal tersebut Gibran menyarankan agar para konten kreator menanggapi komentar-komentar pedas yang mereka terima.

“Jangan berkecil hati di hate speech, bully, itu diemin saja, santai. Itu kita mengalami setiap hari, buat lucu-lucuan. kalau kita kapitalisasi bisa menjadi kekuatan, masalah asam folat, asam sulfat saya mengakui salah ketika saya ngomong gitu, audiens enggak ada yang ngeh, yang ngeh malah netizen,” ujarnya, Rabu (22/5). 

‘Samsul’ sendiri adalah nama sematan yang ditujukan kepada Gibran setelah dirinya salah menyebutkan istilah asam folat dengan asam sulfat. Istilah asam sulfat kemudian disingkat dengan ‘Samsul.’

Gibran sendiri menyatakan bahwa dia merasakan program makan siang gratis yang diusungnya bersama Presiden terpilih Prabowo Subianto saat kampanye makin terangkat ketika ‘Samsul’ terus digunakan sebagai nama olok-olok.

“Namun setelah itu program makan siang gratis jadi terangkat sekali, kita lihat positifnya aja,” ucapnya. 

Putra sulung Presiden Joko Widodo itu juga sempat bercerita mengenai hate speech yang diperoleh saat merayakan Natal di Halaman Balai Kota Surakarta. Menurutnya, kata-kata yang keluar hingga kata kafir. 

“Tahu enggak komen-komen waktu pertama kali Solo merayakan Natal besar-besaran di Balai Kota. Hampir sama di kafir-kafirkan,” ucapnya. 

Namun dirinya mengaku tidak mempersoalkan hal itu, tetapi justru tetap mencari cara agar UMKM hingga ojok online laris. 

“Kalau saya sih lebih bagaimana ketika ada acara keagamaan, UMKM laris, ojol laris yang punya persewaan tenda laris, MC laris itu terus di tiap tahun kegiatan kita besarkan semua acara,” bebernya. 

Hal senada juga diungkapkan oleh Menko PMK Muhadjir Effendy yang menyebut bahwa cara Gibran menghadapi hate speech bisa menjadikan viral dan dijadikan alat kampanye. 

“Yang penting positif thingking, jadi semua ditanggapi secara positif contoh Mas Gibran, beliau waktu kepleset soal asam folat jadi asam sulfat jadi kata samsul malah justru menjadi viral dan justru jadi alat kampanye yang sangat efektif, kan. Jadi pokoknya hal yang menyerang kita dibikin lucu lah,” pungkas Muhadjir. (mcr21/jpnn)

By admin