JawaPos.com–Perempuan masa kini sudah setara dengan pria dan pantas jadi pemimpin. Salah satunya adalah sosok Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams PSM.

Mereka hadir menjadi pembicara dalam webinar Women Leaders Forum (WLF) 2022: ‘Achieving an Equal Future’ oleh Katadata untuk memperingati Hari Perempuan Internasional. Tahun ini mengusung semangat #BreakTheBias.

Salah satu sesinya mengangkat tema Women Leaders-Making a Difference! untuk berbagi pandangan mengenai ekosistem yang dibutuhkan guna mengoptimalkan potensi perempuan untuk mendobrak bias gender dan menjadi pemimpin yang mampu membuat perubahan, khususnya di bidang perekonomian.

”Jadi, you have to establish your leadership. Bahwa being a woman tidak menjadi faktor yang mendiskon kepemimpinan kita. Tapi menjadi sesuatu yang bahkan kuat dan itu harus dibuktikan. Perempuan, apabila dipercaya memegang suatu jabatan, harus dapat membuktikan bahwa mereka pantas berada di posisi tersebut. Karena tantangan yang sebenarnya adalah bagaimana membuat institusi yang kita pimpin bekerja sesuai fungsinya,” kata Sri Mulyani secara virtual, Selasa (8/3).

Presiden Direktur PT Unilever Indonesia, Tbk sekaligus Chair dari Women in Business Action Council, Presidensi B20 Indonesia (B20 WiBAC) Ira Noviarti menjelaskan, kesetaraan gender atau mendobrak bias gender dapat menciptakan iklim kesetaraan gender yang lebih luas di tengah masyarakat. Khususnya dalam hal menghilangkan hambatan dan menciptakan peluang yang sama bagi perempuan.

”Salah satu contohnya adalah mengedepankan keseimbangan gender di ruang lingkup perusahaan,” kata Ira.

Semangat itu sejalan dengan yang diperjuangkan B20 WiBAC untuk mendorong representasi kepemimpinan perempuan. Sebagai gambaran, data yang dikumpulkan B20 WiBAC menunjukan bahwa sampai Maret 2021 posisi Board of Directors rata-rata diduduki hanya 25,5 persen perempuan. Hanya 7 persen dari perusahaan-perusahaan dalam Russell Index 3000 yang memiliki dewan direksi yang seimbang secara gender.

Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams menjelaskan, ketimpangan gender merupakan persoalan yang sudah ada dari generasi ke generasi. Sehingga membutuhkan waktu panjang untuk memperbaiki hal tersebut.

Pandemi Covid-19 makin menunjukkan ketimpangan antara perempuan dan laki-laki. Salah satunya ditunjukkan laporan Global Gender Gap Index 2021, yang menempatkan Australia berada di nomor 50 dari 156 negara.

”Pemerintah Australia mengakui ada ketimpangan dalam keterlibatan perempuan dan juga masalah di tempat kerja, ada juga masalah kehilangan pekerjaan, karena biasanya perempuan bekerja di dalam sektor informal,” kata Penny.

Pihaknya terus mencari jalan keluar untuk memecahkan masalah tersebut. Caranya terus bekerja sama dengan Indonesia untuk memberikan kepemimpinan serta advokasi yang kuat dalam memajukan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

”Perempuan dapat terlibat dalam pembuatan keputusan dan yang lainnya,” jelas Penny.

By admin