JawaPos.com–Pemerintah Kota Jogjakarta kembali memberlakukan berbagai aturan pembatasan kegiatan di masyarakat dan perkantoran. Kebijakan itu sebagai upaya untuk menekan potensi penularan Covid-19 sehingga kasus aktif bisa diturunkan.
”Pembatasan kegiatan di masyarakat dilakukan dengan pembatasan jenis kegiatannya dan pembatasan kapasitas peserta apabila kegiatan masih dilakukan,” kata Wakil Wali Kota Jogjakarta Heroe Poerwadi seperti dilansir dari Antara di Jogjakarta, Minggu (6/3).
Dengan pembatasan tersebut, Heroe berharap dapat mengurangi potensi interaksi warga dalam berbagai kegiatan masyarakat. Sehingga, mengurangi potensi penularan jika ada warga yang terpapar Covid-19, tetapi tanpa gejala.
Menurut dia, sekitar 91 persen temuan kasus Covid-19 di Kota Jogjakarta berasal dari penularan di masyarakat. Sehingga, pembatasan kegiatan menjadi salah satu langkah yang perlu dilakukan.
”Saat ini, sebaran kasus sudah ada di tengah masyarakat. Sudah sangat sulit mendeteksi alur paparan awal dan pola sebarannya. Sehingga yang perlu dilakukan adalah membatasi interaksi,” terang Heroe.
Heroe menyebut saat ini juga sudah melakukan pembatasan kegiatan di lingkungan perkantoran. Khususnya di lingkungan Pemerintah Kota Jogjakarta.
”Kegiatan di perkantoran pun lebih banyak dilakukan secara daring dan memperbanyak bekerja di rumah (WFH). Sebab, lingkungan perkantoran juga rentan terjadi paparan yang bisa menyebar ke keluarga,” ujar Heroe.
Pada 1–7 Maret juga diberlakukan pembelajaran secara daring untuk seluruh jenjang sekolah di Jogjakarta sebagai upaya untuk menurunkan kasus. Pembatasan kegiatan dan interaksi masyarakat tersebut, lanjut Heroe, juga diharapkan dapat menurunkan potensi penularan varian Omicron dan Omicron Siluman yang kasusnya sudah terdeteksi di Jogjakarta.
”Pencegahan paparan berbagai varian virus Covid-19 pada dasarnya sama, yaitu menerapkan protokol kesehatan, termasuk mengurangi interaksi meskipun sampai saat ini belum diketahui secara pasti tingkat keparahan yang disebabkan varian Omicron Siluman tersebut,” ucap Heroe.
Dia berharap, seluruh masyarakat disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Sehingga, upaya menurunkan kasus aktif membuahkan hasil karena saat ini temuan kasus baru cukup stabil dengan tingkat kesembuhan yang baik.
Hingga Sabtu (5/3) terdapat 3.489 kasus aktif di Kota Jogjakarta. Jumlah tersebut turun dibanding Jumat (4/3), dengan 3.617 kasus aktif.