JawaPos.com – Musibah banjir dan tanah longsor melanda Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut) sejak Kamis (3/3). Dari laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dua orang dinyatakan meninggal dunia.
“Dua warga dilaporkan meninggal dunia. 278 jiwa dari 155 KK terdampak pada peristiwa banjir serta tanah longsor yang terjadi di Kota Manado,” kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Minggu (6/3).
Hasil kaji cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado, banjir dipicu meluapnya DAS Tondano, Sungai Sario, Sungai Malendeng, dan Sungai Bailang. Luapan terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Kota Manado.
BPBD Kota Manado mencatat 13 kelurahan di 5 kecamatan yang terdampak terendam banjir. Yakninya, Kelurahan Denlu, Kelurahan Malendeng, Kelurahan Paal Dua dan Kelurahan Ranomuut di Kecamatan Paal Dua. Kemudian Kelurahan Ranotana Weru, Kelurahan Karombasan Utara dan Kelurahan Wanea di Kecamatan Wanea.
Selanjutnya, Kelurahan Singkil Dua, Kelurahan Kombos Timur dan Kelurahan Tenate Tanjung di Kecamatan Singkil. Selanjutnya adalah Kelurahan Sumompo di Kecamatan Tuminting dan Kelurahan Taas serta Kelurahan Tikala Baru di Kecamatan Tikala.
“Kerugian materil ditimbulkan yang atas peristiwa itu meliputi 155 unit rumah milik 174 jiwa dari 76 KK terendam banjir dengan tinggi muka air 30-75 sentimeter,” ucap Abdul.
“Kemudian 12 unit rumah rusak ringan, 2 unit rumah rusak berat, 2 titik jalan rusak, 1 tanggul jebol dan 104 jiwa dari 51 KK terdampak longsor,” imbuhnya.
Upaya percepatan penanganan banjir dan longsor, BPBD Kota Manado memberikan bantuan logistik berupa family kit, tikar, sabun, hand sanitizer, selimut, perlengkapan bayi dan dapur.
BPBD Kota Manado juga terus berkoordinasi dengan lintas terkait untuk asesmen lanjutan hingga pembersihan material lumpur dan sampah yang terbawa banjir.
Berdasar prakiraan BMKG, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi di wilayah Kota Manado dan sekitarnya hingga Senin (7/3).
BNPB mengimbau kepada seluruh komponen pemangku kebijakan di daerah dan masyarakat agar dapat mengantisipasi adanya potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.
Upaya seperti pemantauan dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air, monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan lebat disarankan perlu dilakukan secara berkala.
Untuk kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana susulan, masyarakat di sekitar lereng tebing dan sepanjang aliran sungai agar evakuasi sementara jika terjadi hujan menerus dengan intesitas tinggi selama lebih dari satu jam. Perhatikan kondisi debit sungai dan hindari lereng curam yang minim vegetasi.