Siti Inggil

batu-batu persegi menjadi saksi atas ilmu yang dikeramatkan, pilar menjorok bersanding dengan teduh beringin pada tengah fondasi jubin bumi, tanaman suruh tumbuh menjadi wijaya, meniti setapak menuju kedung bunga ke arah barat.

abu jasad telah menjadi jalan ziarah atas segala yang sesungguhnya tak hangus oleh ketamakan, nisan-nisan hanya simbol agar manusia mendekat pada gusti, dan kembang wijaya berharap menjadi teladan atas mantra agar tetap menjadi dewi tanpa harus menginjak kaum pedusi.

Karanganyar, 2021

Gua Jepang

pelancong datang, bergerombol menuju timur, kulit-kulit cokelat terpanggang bengis yang dititipkan pada matahari semu yang mereka bawa, bersembunyi pada laku cekung yang bisa menghilang dari pandang pasuruhan.

sejarak pintas mata sepetak tanah timur basah darah, hutan hangus, menguras keringat sejarah, memikul nasib buruk sampai titik hari, warna hitam telah menjadi jejak jatuhnya bagi martabat, namun angin muson barat mengabarkan tentang orang-orang pribumi dengan bekas luka cemeti yang berbaris menuju medan juang.

Karanganyar, 2021

Mayangan

sejengkal ingatan ke arah selatan dari tempat kapal-kapal berlabuh, ditemukan medan para pelancong, jejak yang dulu mereka anggap sebagai masa kejayaan.

kini tinggal dinding runtuh terbengkalai, dan meski sebagian sisi dari wajah silam telah dirapikan tangan-tangan baru, namun sekadar untuk markas kedai kopi yang justru semakin memperkuat rasa sepi.

menara pemantau yang dulu menjadi mata-mata garang, sekarang tak bisa tergambar di pelupuk mata, bahkan dari pelabuhan tanjung tembaga.

lubang-lubang yang tercipta pada tembok seperti sebuah petunjuk dulu ada luka yang menumpuk, dua makam pelancong adalah prasasti yang tak bisa dimungkiri perihal kekalahan mereka.

Karanganyar , 2021

Van Den Bosch

di tengah perbatasan Jawa tersimpan sejarah tentang pertemuan sungai besar, dan makam nursalim memberi bayangan perihal sepak terjang dipo yang tak gentar dengan tangan-tangan perampok.

banyaknya bedil dan meriam menjadi sisi gelap bahwa perampok tak pernah berhasil menjadi tuan rumah.

Karanganyar. 2021

Bangkal

Majapahit tak pernah surut dari zaman hingga lambang persegi sebagai saksi tentang keutuhan tabiat Jawa, kaki-kaki candi penyangga nama dan kala menjelma gerbang adab.

Karanganyar, 2021

YUDITEHA

Pendiri Komunitas Kamar Kata. Buku puisi yang terbaru berjudul Perempuan-Perempuan Venus (2021).

By admin