JawaPos.com- Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengevaluasi pembelajaran tatap muka (PTM) yang digelar sejak awal Februari. Hal itu dilakukan untuk menekan persebaran Covid-19 di lingkungan kampus. Apalagi, kasus Covid-19 di Surabaya melonjak signifikan.
Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS Dr Ir Adi Soeprijanto MT mengatakan, evaluasi telah dilakukan delapan fakultas di ITS. Sebab, masih terdapat beberapa fakultas yang memiliki kendala dalam penyelenggaraan kuliah secara hybrid. ’’ITS telah melakukan beberapa upaya untuk mencegah persebaran Covid-19 di lingkungan kampus,” katanya.
Salah satunya, pengalokasian Wisma Bougenville ITS sebagai ruang isolasi mandiri (isoman) untuk warga ITS yang terpapar Covid-19. Selain itu, rektor ITS mengeluarkan surat keputusan (SK) agar perkuliahan digelar secara daring. ’’Kami serahkan ke departemen untuk menentukan perkuliahan yang dilaksanakan secara hybrid atau daring,” imbuhnya.
Kuliah tatap muka, lanjut dia, telah dilaksanakan sesuai protokol kesehatan (prokes). Meski begitu, persebaran Covid-19 di lingkungan kampus masih terjadi. Salah satu penyebabnya, ada pengumpulan mahasiswa di beberapa tempat saat akan mengikuti PTM.
’’Berdasar laporan dari satgas Covid-19 ITS, banyak petugas yang kewalahan dalam mengatur mahasiswa saat berkumpul di kampus. Selain itu, banyaknya ruang kelas yang belum dibuka membuat mahasiswa berkumpul di satu tempat,” jelas guru besar teknik elektro itu.
Beberapa departemen pun akhirnya tutup sementara karena persebaran Covid-19 sulit dikendalikan. Di antaranya, departemen teknik sipil, arsitektur, teknik kimia, dan teknik informatika. ’’Penutupan sementara itu dilakukan beberapa departemen dalam lima hari,” imbuhnya.
Saat ini ITS menyediakan beberapa fasilitas yang dapat digunakan dosen untuk mengajar secara hybrid maupun daring.