JawaPos.com – Sudah begitu lama wacana revitalisasi Sungai Buntung, Sidoarjo. Maklum, sungai yang melintasi Kecamatan Taman, Waru, dan Sedati itu menjadi biang banjir wilayah Sidoarjo Utara. Kondisinya penuh sampah dan bertabur enceng gondok.
Kini, rencana revitalisasi itu mengemuka lagi. Namun, proyek bakal digarap pemerintah pusat lewat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBMSDA) Sidoarjo Dwi Eko Saptono menyebutkan, pihaknya sudah beberapa kali membahas perbaikan sungai tersebut dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas.
’’Saat ini masih proses finishing feasibility study atau studi kelayakan, setelah itu dilaporkan ke Dirjen SDA agar bisa segera ditindaklanjuti ke pekerjaan fisiknya,’’ katanya.
FS itu dilakukan untuk memastikan kebutuhan revitalisasi. Kepala Bidang Irigasi dan Pematusan Dinas PUBMSDA Sidoarjo Rizal Asnan menambahkan, revitalisasi Sungai Buntung akan dikerjakan pada tahun ini.
’’Setelah ini akan ada audiensi kepala BBWS Brantas bersama bupati Sidoarjo terkait beberapa langkah yang akan dilakukan,’’ jelas Rizal.
Misalnya, mana saja lahan terdampak, sosialisasi kepada masyarakat sekitar sungai, hingga proses relokasi warga yang terdampak. ’’Juga memperjelas item pekerjaan perbaikan yang akan dilakukan seperti pembuatan penahan sungai, penguatan tanggul, serta normalisasi,’’ tuturnya.
Berdasar kajian sementara, Rizal menyebut setidaknya ada sepuluh titik lokasi banjir yang teridentifikasi disebabkan Sungai Buntung. Antara lain, Jalan Raya Sadang, Kecamatan Taman. Jika debit air tinggi, air meluap dan menggenangi jalan setinggi 40 sentimeter. Lama genangan sekitar 15 menit.
Titik lain terdapat di Jalan Letjen Sutoyo, Waru. Ketika hujan deras dan debit air tinggi, permukaan sungai kerap penuh dan air tidak bisa mengalir sehingga mengakibatkan genangan. Tinggi genangan sekitar 30 sentimeter dan rata-rata surut dalam sehari.
Camat Waru Rudi Setiawan mengatakan, warga Waru mendukung proses revitalisasi tersebut. Bahkan, dua tahun lalu warga sekitar sungai sudah dikumpulkan terkait rencana revitalisasi. Total ada sekitar 200 warga pemilik bangunan. ’’Tapi, dulu akhirnya tidak jadi revitalisasi karena masih pandemi,’’ kata Rudi.
Pihaknya pun siap untuk melakukan sosialisasi lagi ke warga. ’’Namun, teknis dan timeline-nya masih menunggu dari dinas,’’ ujarnya.