Seiring berjalannya waktu, efisiensi kian menjadi hal utama dalam pertimbangan arsitektur. Salah seorang yang menggerakkan hal itu adalah Rahmat Indrani, principal architect SPOA Architecture. Rahmat mengusung konsep arsitektur reduksi seperti yang dituangkan untuk hunian di kawasan Bogor, Jawa Barat, ini.

PADA dasarnya, arsitektur reduksi adalah mengurangi hal-hal yang tidak perlu dalam sebuah rancang bangun. “Kami breakdown lebih jauh bagaimana merancang arsitektur dengan mempertimbangkan efisiensi material, mendorong klien mereduksi hal-hal yang sebenarnya bisa sangat efisien buat mereka,” kata Rahmat kepada Jawa Pos pada Kamis (24/2).

Ada bermacam-macam pendekatan reduksi di rumah tersebut. Yang pertama adalah membuat jarak antarlantai rendah. Proyek yang bernama Rumah Situindah itu antarlantai memiliki jarak 2,4 meter ke plafon. “Enggak seperti rumah pada umumnya yang kadang bisa 3 atau 4 meter,” jelasnya. Dengan begitu, struktur dan material bangunan pun lebih efisien.

Rumah itu cukup berstruktur baja dengan dimensi paling kecil. Hal itu kemudian berpengaruh pada bentuk rumah yang asimetris. Bentuk asimetris itu menyesuaikan pola pemotongan baja. “Aslinya, baja dari pabrik itu kan 12 meter, kami kelola nyaris tanpa sisa,” kata arsitek yang memperkenalkan konsep reduksi sejak 2016 itu. Bukan hanya efisien, nyatanya rumah tersebut jadi punya bentuk yang sangat unik.

Lalu, ukuran kaca yang mengelilingi rumah juga bisa menggunakan ukuran di pasaran. ’’Sehingga tidak ada pembengkakan biaya karena material custom,’’ tandasnya. Banyaknya kaca dan material yang ringan serta berdimensi kecil membuat beban struktur juga menjadi lebih ringan. Pengerjaan pun menjadi 30 persen lebih cepat. Penerapan kaca juga membuat rumah menjadi terang dan hemat energi.

Layout rumah dibuat sesuai dengan modul yang paling efisien. Menurut Rahmat, setiap ruangan dibuat kelipatan 4 x 4 meter. Cara itu juga mendorong klien untuk tidak memiliki kamar yang ukurannya lebih dari 4 x 4 meter. Dengan begitu, luas bangunan berkurang dan biaya pembangunan makin hemat. Prinsip reduksi juga dituangkan melalui finishing bangunan.

Tampak jelas bahwa rumah tersebut didominasi warna hitam, terutama pada fasad. Hal itu dilakukan karena, menurut Rahmat, cat hitam merupakan cat yang paling affordable jika dibandingkan dengan warna lain.

Cat hitam itu diaplikasikan pada material besi yang membutuhkan coating agar tahan karat. Sementara itu, beberapa area lainnya dibiarkan terekspos. Misalnya, dinding acian semen tanpa cat. ’’Masih ada beberapa area yang dicat. Misalnya, kamar anak yang perlu warna-warni. Tapi, sebagian besar tidak,’’ katanya. (adn/c12/nor)


HIGHLIGHTS

  • KOLAM RENANG
ASIMETRIS NAN UNIK (Foto: SPOA Architecture)

Area ini merupakan request khusus klien. Kendati tidak terlalu mendukung arsitektur reduksi, penempatan kolam renang dinilai cukup efisien karena mengakomodasi kebutuhan klien terhadap olahraga dan rekreasi.

  • DETAIL NAN RAPI
ASIMETRIS NAN UNIK (Foto: SPOA Architecture)

Karena banyak material yang dibiarkan polos, pengerjaan pun harus sangat rapi dan detail. Misalnya, dinding yang diaci dengan sehalus mungkin karena tidak ditutupi cat. Dinding bercat biasanya tidak serapi dinding ekspos.

  • KAYU PEMANIS
ASIMETRIS NAN UNIK (Foto: SPOA Architecture)

Rahmat ingin mereduksi banyak elemen yang memengaruhi interior. Dengan demikian, kayu menjadi opsi yang paling netral. Warna natural kayu juga mengimbangi warna abu-abu dari dinding acian dan besi yang dicat hitam.


  • Arsitek: Rahmat Indrani (SPOA Architecture)
  • Luas tanah: 270 meter persegi
  • Luas bangunan: 180 meter persegi
  • Lokasi: Bogor
  • Lama pengerjaan: 1 tahun

By admin