JawaPos.comMinyak goreng (migor) bersubsidi masih menjadi komoditas yang begitu sulit didapatkan masyarakat di berbagai daerah. Situasi itu memaksa konsumen, terutama ibu rumah tangga, untuk bersiasat agar rutinitas memasak mereka tetap berjalan.

Beragam cara dilakukan. Salah satunya, mengganti migor dengan margarin atau mentega. Trik tersebut mulai banyak diterapkan. Misalnya, yang dilakukan sebagian warga di Kabupaten Bondowoso.

Maklum, hingga Selasa (22/2) mereka begitu sulit membeli migor dengan harga bersubsidi. ”Saya sudah muter (berkeliling, Red) ke beberapa toko, tetapi kosong,” ujar Nur Alifa, salah seorang warga Kelurahan Badean, Kecamatan Bondowoso.

Kondisi itu terjadi selama beberapa pekan terakhir. Akibatnya, dia dan warga lainnya terpaksa beralih cara untuk menggoreng. Yakni, menggunakan mentega. ”Ya, untuk menggoreng ikan, tahu, tempe, dan semacamnya,” katanya.

Nasib sama dialami warga di kecamatan lain. Mereka harus rela antre untuk bisa mendapat migor bersubsidi. Jika gagal, jurus memakai mentega terpaksa dilakukan.

Dimintai konfirmasi terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Bondowoso Totok Hariyanto menjelaskan bahwa sebenarnya stok migor tersedia. Hanya, ada perbedaan harga. ”Begitu ada minyak yang lebih murah, main borong,” jelas dia.

Selama ini Pemkab Bondowoso melalui diskoperindag sudah dua kali menyelenggarakan operasi pasar minyak goreng murah. Bahkan, hari ini (23/2) diadakan operasi pasar dengan total alokasi 6.000 liter minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 di lima titik.

By admin