JawaPos.com – Pelaksanaan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang dilakukan di Kabupaten Ponorogo menyulitkan petani durian. Mereka kesulitan memasarkan hasil panennya. Para petani berharap pemerintah tidak membatasi adanya warga luar kota yang ingin masuk ke Kota Reog.
Keluhan terkait penurunan pembeli disampaikan Bambang, petani Kampung Durian BRI di Kecamatan Ngebel. Sejak omicron naik, dia menjelaskan bahwa jumlah pembeli dari luar daerah turun drastis. Bahkan mencapai 60 persen.
“Yang datang kebanyakan wisatawan luar daerah. Kalau dibatasi, maka kamipun kesulitan menjual durian,” kata Bambang. Dia berharap pemkab tidak membatasi pengunjung luar daerah yang datang ke Telaga Ngebel.
“Penjualan amat tergantung pada pengunjung telaga. Kami berharap tingkat kunjungan semakin pulih,” tambah Bambang.
Dia menegaskan bahwa saat ini ada 200 pohon durian di kebunnya. Jenisnya bermacam-macam. Ada lokal, adapula yang nonlokal. Durian itu dijual dengan harga beragam.
Selama ini, para petani di Desa Ngrogung tak pernah menjual duriannya ke luar kota. Dia hanya membuka lapak di depan rumah. Durian banyak dibeli untuk oleh-oleh.
Menurut Bambang, proses perawatan kebun durian cukup mahal. Selama ni petani tak cukup dengan mengandalkan hasil tabungan saat panen. Mereka terpaksa meminta bantuan dari perbankan untuk permodalan.