JawaPos.com–Stok minyak goreng di seluruh wilayah di Provinsi Jawa Timur dijanjikan aman. Janji itu disampaikan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan ketika meninjau distribusi ribuan liter minyak goreng di Pasar Wonokromo Surabaya, Selasa (22/2).
Oke menyebut, Senin (21/2), sebanyak 22 juta liter minyak goreng dibawa ke Jawa Timur melalui Kota Surabaya. Distribusi minyak itu dipastikan Oke akan terus dipantau pemerintah pusat.
”Per kemarin sudah ada 22 juta liter masuk ke Jatim melalui Surabaya. Bendungan (pasokan) sudah penuh, tinggal aliran irigasi (distribusi) yang harus disempurnakan. Mungkin ada yang mandek (berhenti) di sana sini, saya akan bongkar kalau ada keran (proses distribusi) yang belum dibuka, saya akan buka. Kalau keran rusak saya ganti kerannya,” urai Oke.
Dia mengakui ada distribusi yang kurang lancar. Dampaknya, harga minyak goreng meroket. Hal itulah yang menjadi fokusnya saat ini.
”Ada yang masih berusaha mengambil ekonominya secara sepihak. Misalnya tidak berbagi dengan para pedagang, (harga untuk) pedagang diperkecil sehingga (oleh) pedagang dinaikkan lagi. Saya nggak mau. Dengan skema ini saya pastikan pedagang dapat (laba) Rp 1.000 per liter,” papar Oke.
Oke mengaku heran dengan ulah oknum yang masih mengambil keuntungan dan membuat minyak goreng menjadi langka. Sebab, mereka sudah mendapat untung yang jauh lebih besar dibandingkan pedagang pasar.
”Mereka (pedagang) jual 1 jerigen sehari. Kenapa harus dipencet-pencet juga? Sementara pelaku distribusi yang bicaranya (menyalurkan) 1.000 ton, 1 juta liter, mengambil (untung) besar. Enggak lah. Ini sharing the pain and gain, artinya lancarkan distribusi,” terang Oke.
Karena itu, dia sudah menghentikan ulah oknum-oknum yang mengambil untung dari distribusi minyak goreng. Mulai hari ini (22/2) hingga Jumat (25/2), dia akan berkeliling ke 26 pasar lain di seluruh Jawa Timur.
”Saya sudah agendakan pemotongan rantai distribusi untuk dan sesuai arahan gubernur, itu kita utamakan dalam minggu ini untuk 26 pasar utama yang jadi pantauan pemprov untuk kita pastikan tersedia dengan harga dan keuntungan pedagang yang kita maksimalkan. Saya potong rantai distribusinya kalau mereka masih mau mengganggu rantai distribusi, saya kirim langsung,” ujar Oke.
Sebanyak 26 pasar utama itu tersebar di seluruh wilayah di Jawa Timur. Di antaranya, 3 pasar utama di Kota Surabaya dan 3 pasar lainnya di Sidoarjo.
”Termasuk kami juga melakukan verifikasi memeriksa tadi keran (distribusi) mana yang terhambat. Distributor mana, kalau belum juga bergerak itu barang, kami gerakkan dengan harga kami,” terang Oke.