JawaPos.com- Sebanyak 84 desa di Sidoarjo bakal menggelar pemilihan kepala desa (pilkades) serentak. Waktunya, Juni mendatang. Tapi, masa pendaftaran calon sudah dibuka 19 Februari lalu. Ditutup pada 27 Februari nanti.
Hingga kemarin (21/2), para calon rata-rata baru mengambil formulir saja. Belum ada yang mengembalikan formulir dan resmi mendaftar. Di Desa Tebel, Kecamatan Gedangan, misalnya. Panitia stand by di balai desa sejak pukul 07.00 sampai 15.30. Namun, belum ada pendaftar.
”Belum ada yang mendaftar, tapi yang sudah datang dan mengambil formulir pendaftaran ada empat orang. Ini kami buka terus sesuai jadwal pendaftaran,’’ ujar panitia pilkades Tebel Siti Saidah.
Pilkades di Tebel batal menggunakan e-voting. Sebab, ada pembatasan pemilih di setiap tempat pemungutan suara (TPS). Awalnya, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Sidoarjo berencana menggelar e-voting untuk lima desa. Yakni, Desa Grabagan, Kecamatan Tulangan; Desa Sidorejo, Kecamatan Krian; Desa Wage, Kecamatan Taman; Desa Tebel, Kecamatan Gedangan; dan Desa Tambakrejo, Kecamatan Waru.
”Tidak jadi e-voting dengan pertimbangan jumlah pemilih per TPS dibatasi maksimal 500 pemilih. Bahkan, banyak jumlah pemilih per TPS hanya sekitar 300–400 orang,’’ jelas Kepala Dinas PMD Sidoarjo Mulyawan.
Menurut dia, cara pemilihan e-voting malah tidak efektif dan efisien. ”Karena dengan pemilihan secara manual, waktu yang diperlukan sama saja singkatnya, hanya butuh waktu 1 atau 2 jam. Belum lagi, anggaran e-voting cukup besar,’’ ungkapnya.
Asisten 1 Setda Pemkab Sidoarjo M. Ainur Rahman menyebut karena kondisi pandemi, e-voting batal digelar. Tujuannya, tidak banyak kerumunan di satu tempat saja. ”Kebutuhan anggaran untuk e-voting di lima desa itu juga cukup besar, sekitar Rp 1,6 miliar,’’ jelas mantan camat Sukodono tersebut.
Anggaran tersebut meliputi kebutuhan untuk tim IT, jaringan, komputer, dan lainnya. Dia menilai, pemilihan manual tetap efisien dan bisa diselesaikan dalam satu hari. Sebab, bagi desa dengan DPT yang tinggi, TPS akan diperbanyak. Dia berharap pelaksanaan bisa lancar dan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Dia mencontohkan, Desa Tebel karena tiap TPS dibatasi maksimal 500 pemilih maka panitia akan membuka sebanyak 15 TPS. ”Karena DPT-nya di sini sekitar 9.000 orang. Asumsinya, per TPS memiliki 600 DPT,’’ ujar Ainur.