JawaPos.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mempertimbangkan pemberian insentif untuk produk seni wayang. Ini karena buntut dari pandemi yang memberi pukulan keras bagi para pekerja seni wayang.
Akibat pandemi yang berkepanjangan, jumlah penanggap dan penonton wayang menjadi berkurang.
Airlangga pun telah bertemu dengan Persatuan Dalang Indonesia (PEPADI) untuk mendengarkan secara langsung terkait kondisi pertunjukan seni wayang dan masukan dari para dalang termasuk kendala berkurangnya, serta insentif bagi produksi berbagai produk terkait seni wayang oleh UKM.
“Jika protokol kesehatan bisa dijaga, Pemerintah akan terus dorong seni pertunjukkan ini berjalan terutama jika situasi PPKM sampai dengan level 2,” kata Airlangga, Senin (21/2).
Para dalang berharap adanya kebijakan pemerintah yang berpihak untuk memajukan seni budaya khususnya budaya wayang. Sebab, pertunjukan seni wayang juga banyak tenaga kerja yang terlibat, termasuk diantaranya pekerja industri gamelan dan industri wisata.
Namun, berbeda dengan seni pertunjukkan lainnya, pertunjukkan wayang dilakukan di ruang terbuka dengan durasi pertunjukan yang panjang dan biasanya lewat tengah malam. Selama berlangsungnya pandemi Covid-19, pertunjukkan seni wayang dan industri terkait seni wayang menjadi salah satu yang paling terdampak dan belum bisa kembali normal.
“Seni pertunjukkan wayang juga akan didorong ke Kemendikbud Ristek karena untuk pelestarian dan pengembangan wayang diperlukan penguatan melalui pendidikan dalam hal pembelajaran tari-tarian, gamelan, dan bahasa. Penguatan tersebut diperlukan karena seni wayang merupakan bagian dari kebudayaan yang harus terus didorong dan dipertahankan,” tuturnya.
Dalam upaya untuk mendorong pertunjukan seni wayang agar lebih menarik, Airlangga mengusulkan, pertunjukan wayang dapat dilakukan secara hybrid dan perlu dilakukan publikasi yang lebih baik untuk mencari penonton baru, terutama yang berasal dari kalangan muda.
“Dalam pertunjukkan wayang dibutuhkan kombinasi bahasa agar dapat populer di kalangan milenial. Selain menggunakan bahasa Jawa, juga dapat menggunakan bahasa Indonesia, agar membuat pertunjukan wayang menjadi lebih menarik,” pungkasnya.