JawaPos.com – Kampanye sustainable fashion bertujuan untuk mencegah limbah fashion yang menjadi masalah bagi lingkungan. Label Sejauh Mata Memandang (SMM) sudah memulai gerakan itu selangkah lebih maju. Dengan mengusung fashion ramah lingkungan, SMM kini sudah menembus pasar internasional.

SMM sudah dikenal menerapkan konsep slow fashion dengan memakai material dasar menggunakan tekstil daur ulang dari limbah pra konsumsi yang kemudian diproses menjadi bahan baru. Tak hanya membuka usaha untuk menciptakan ekosistem ekonomi mandiri, SMM juga mengampanyekan isu sosial menjaga bumi dengan lebih peduli terhadap lingkungan.

Berbagai cara dilakukan brand yang dimiliki oleh Chitra Subyakto itu untuk memperkenalkan konsep sustainable fashion atau fashion berkelanjutan asal Indonesia ini agar dapat mendunia, salah satunya dengan menjual produk ini di lewat Shopee Ekspor. Chitra menjelaskan pihaknya tertantang untuk mengenalkan konsep slow fashion dengan mengutamakan kepedulian akan dampak dari produk yang kita konsumsi terhadap lingkungan.

Namun seiring berjalannya waktu, SMM justru memiliki konsumen yang lebih luas lagi hingga dapat ekspor ke Malaysia dan Singapura.

“Kami sangat senang memiliki konsumen hingga ke luar Indonesia. Permintaan konsumen dari luar negeri pun terus meningkat. Artinya, SMM mendapat respons yang positif dan bisa menjadi agent of change yaitu konsumen dan masyarakat umum ikut terbuka dan sadar akan isu-isu yang kami sampaikan. Semoga memberi efek domino yang lebih luas,” kata Chitra dalam keterangan tertulis, Senin (21/2).

Produk yang dihasilkan SMM menggunakan bahan yang dapat terurai. Produk yang dijual di antaranya pakaian wanita, pakaian pria, pakaian anak, aksesori dan reusable mask. Awalnya material dari produk-produk tersebut hanya menggunakan kain linen dan katun.

Namun, kini SMM mulai menggunakan bahan tencel dan katun organik yang lebih ramah terhadap lingkungan.

“Kami juga mengutamakan kenyamanan. Desain produk SMM dibuat disesuaikan dengan iklim tropis agar bisa dipakai sepanjang tahun. Kami juga tidak memakai poliester karena tidak dapat terurai dan berdampak buruk terhadap lingkungan,” ungkap Chitra.

Meski sudah dikenal hingga ke Malaysia dan Singapura, Chitra dan tim akan terus mempelajari dan berinovasi memahami kebutuhan masyarakat. SMM juga mengikuti perkembangan zaman dengan memanfaatkan teknologi agar dapat menjangkau konsumen dengan semakin luas lagi hingga ke berbagai negara lainnya.

SMM pun giat menyelenggarakan berbagai pameran secara berkala yang berhubungan dengan kerusakan iklim, sampah, dan kampanye tentang bijak dalam berpakaian. Ia mengajak masyarakat peduli lingkungan melalui fashion, maka kami ingin pesan ini terus disebarluaskan.

“Saat ini kita tengah hidup pada ancaman krisis iklim yang nyata dan telah menjadi kewajiban kita bersama untuk lebih peduli serta sadar terhadap lingkungan dengan melakukan tindakan nyata, termasuk dalam hal berbisnis,” kata Chitra.

By admin