JawaPos.com – Pelatih Leeds United Marcelo Bielsa dan pelatih Manchester United Ralf Rangnick memiliki konsep yang sama soal bagaimana timnya memainkan sepak bola. Yakni, lewat strategi pressing ketat kepada lawan.
Malam ini (20/2) di Elland Road Stadium, Leeds di bawah komando Bielsa akan menghadapi United yang dikendalikan Rangnick (siaran langsung Mola TV pukul 21.00 WIB) pada matchwek ke-26 Premier League.
Pertemuan Bielsa versus Rangnick ini akan menjadi duel perdana buat keduanya.
’’Aku sudah tahu apa yang akan kami hadapi dan kami sudah siap bermain sampai 90–94 menit dengan tetap mempertahankan game plan kami,’’ kata Rangnick seperti dikutip dari laman Sports Mole.
Sebelum menang 2-0 atas Brighton & Hove Albion (16/2), United gagal solid dalam 60 menit. Melawan Burnley (9/2), gawang United jebol pada menit ke-47 oleh Jay Rodriguez.
Versus Southampton FC (12/2), gawang United terkoyak pada menit ke-48 oleh Che Adams. Di dua laga tersebut, United pun menuai hasil imbang 1-1 setelah unggul satu gol lebih dulu.
Jelang melawan The Whites (julukan Leeds) kali ini, Rangnick menyatakan sudah menyelami dan menganalisis cara menghancurkan Raphinha dkk. Rangnick mengisyaratkan timnya bakal berinisiatif mengontrol laga.
Di tangan Rangnick, rata-rata Harry Maguire dkk mendominasi distribusi bola atas lawan dengan angka persentase lebih dari 55. Dengan penguasaan bola sebesar itu, United mampu mencatatkan 19 gol dari 14 laga.
Rata-rata penggawa United mampu menciptakan 1,35 gol per laga di era Rangnick.
”Namun, kita patut melihat bahwa Leeds bisa bermain dengan cara yang spesial. Mereka di satu sisi mencoba memainkan sepak bola dengan transisi cepat. Ke mana pun mengoper bola, mereka mencoba meningkatkan tempo permainan,’’ ulas der trainer 63 tahun itu.
Kecepatan transisi Leeds itulah yang akan diuji United. Faktanya, pertahanan Leeds di tangan El Loco (julukan Bielsa) bukan yang terbaik di Premier League.
Dengan kebobolan 46 gol, pertahanan Leeds bahkan menjadi yang terbobrok kedua di Premier League setelah Norwich City (50 gol).
Namun, Leeds tetaplah tim yang bermain dengan momentum, kecepatan, dan tempo tinggi. ’’Penting bagi kami tidak membiarkan mereka memainkan sepak bola seperti itu,’’ harap Rangnick.
Manchester Evening News menulis perbedaan gaya pressing ala Bielsa dan Rangnick. Pressing Bielsa dalam penerapannya adalah berlari lurus dan menekan individu dengan cara memancing lawan untuk melakukan operan ke depan yang berisiko.
Ketika bola sudah masuk daerah yang berisiko itu, lawan tidak akan bisa bergerak maju.
Karena itu, soal jumlah tekel, Leeds termasuk klub lima besar yang mencatatkan tekel tertinggi di Premier League. Leeds mencatatkan 438 tekel, hanya kalah oleh Brighton & Hove Albion dengan 451 tekel.
Sementara itu, pressing ala Rangnick di United sudah terlihat dengan aktifnya pemain United bergerak menutup semua sudut permainan ketika menekan lawan.
’’Atmosfer Elland Road bisa mendukung tingginya tekanan itu,’’ klaim gelandang United Bruno Fernandes seperti dikutip laman Manchester Evening News.
Di sisi lain, Bielsa juga mendapat tekanan petinggi klub saat prestasi Leeds anjlok. Sebagaimana diketahui, pelatih Argentina tersebut dikabarkan diminta lengser dalam waktu dekat ini.
Eks pelatih RB Leipzig Jesse Marsch yang menjadi anak buah Rangnick di RB Leipzig disebut-sebut sebagai calon penggantinya.
Karena itu, seperti dikutip laman Daily Mail, Bielsa pun berharap anak asuhnya dapat memainkan sepak bola menyerang yang diinginkan.
’’Tentu kami lebih memikirkan tentang apa yang dapat kami berikan kepada publik,’’ sebut Bielsa. Senada dengan Fernandes, Bielsa menilai rivalitas The War of Roses antara United dan Leeds bisa menjadi pemantiknya.
’’Laga yang klasik akan selalu memberikan tantangan dan sangat memotivasi,’’ kata Bielsa yang sudah memasuki musim keempat menukangi Leeds.