JawaPos.com–Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memastikan, pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) akan dilakukan dengan kapasitas 25 persen. PTM dengan aturan kapasitas baru itu dilakukan karena angka positif Covid-19 terus meningkat.
”PTM 25 persen karena Covid-19 mundak (naik). Tapi sebenarnya kita lakukan dengan model prokes (protokol kesehatan),” kata Eri ketika ditemui pada Minggu (20/2).
PTM dengan kapasitas 25 persen itu dilakukan sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri). Sebab, saat ini Surabaya tengah menempuh masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3.
”Kita ikut aturan Inmendagri kok. Jadi kalau Surabaya level 3 ya kita ikut. Kalua level 4 ya kita ikut lagi,” ujar Eri.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Yusuf Masruh mengatakan, teknis PTM 25 persen itu sejatinya sama dengan PTM 50 persen. Yang membedakan adalah sistemnya dibuat menjadi 2 sif.
”Sebenarnya kita masih PTM 50 persen. Tapi dibagi jadi 2 sif. Jadi, dalam PTM 50 persen, artinya hanya 50 persen siswa dalam satu kelas yang ikut PTM. Jumlah itu dibagi jadi dalam 2 sif. Sehingga dalam 1 shift, hanya ada 25 persen dari siswa dalam kelas,” papar Yusuf.
PTM dengan kapasitas 25 persen itu telah dimulai sejak Jumat (18/2). Siswa akan mengikuti PTM dengan jadwal pagi dan siang. ”Jadi misalnya dalam 1 kelas ada 20 siswa yang ikut PTM, 20 sekolah online di rumah. Nah, 20 orang yang ikut PTM ini akan dibagi jadi 2 sif. Misal 10 orang masuk pagi, 10 orang masuk siang,” jelas Yusuf.
Dengan teknis itu, lanjut dia, untuk mengurangi kapasitas siswa yang datang ke sekolah. Harapannya, ada physical distancing yang bisa diterapkan.
”Kami belum memberikan teknis wajibnya bagi sekolah. Kebijakan ini tergantung kondisi sekolah. Kalau gedung sekolah cukup luas untuk menampung lebih dari 10 siswa, boleh saja (lebih). Intinya kami berharap untuk membatasi interaksi siswa,” ucap Yusuf.