JawaPos.com–Belasan anak di Gebang Putih, Kecamatan Sukolilo, tidak bisa mengakses pendidikan negeri. Hal itu karena terkendala sistem zonasi. Anak-anak di kampung harus menempuh jenjang pendidikan SMP di sekolah swasta.
Ketua RT 7 Suyanto menyampaikan hal itu kepada anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Surabaya Anas Karno Sabtu (19/2) malam. Suyanto mengatakan, kondisi ekonomi warga setempat banyak yang kurang mampu. Karena itu, warga mengeluh ketika harus memasukkan anaknya ke sekolah swasta.
”Di Gebang Putih ada SMP negeri terdekat yang masuk zonasi wilayah. Yakni, SMP Negeri 19 Kota Surabaya. Namun, jaraknya masih sekitar 3 kilometer,” kata Suyanto ketika dihubungi pada Minggu (20/2).
Lokasi sekolah itu juga berada di seberang kampung dan harus menyeberangi Jalan Ir Soekarno MERR. Alhasil, warga memilih sekolah yang lebih dekat dengan rumah. Yakni, salah satu sekolah swasta di Gebang Putih.
”Warga berharap ada solusi dari pemerintah kota. Entah keringanan biaya pendidikan atau lebih baik lagi pembangunan gedung sekolah,” ujar Suyanto.
Di sela-sela reses yang digelar secara hybrid itu, Wakil Wali Kota Surabaya Armuji mengikuti via zoom meeting. Armuji mendengarkan keluhan warga terkait masalah pendidikan.
Mantan Ketua DPRD Kota Surabaya itu memastikan, pemkot sudah menyiapkan beasiswa bagi warga yang anaknya sekolah di SMP swasta. Dengan catatan, yang bersangkutan termasuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Untuk permintaan pembangunan sekolah, Armuji belum berani janji. Sebab, proses pembangunan sekolah baru membutuhkan kajian yang mendalam.
”Ada tahap-tahap yang harus dilalui. Gak isok ujug-ujug (nggak bisa tiba-tiba) langsung bangun. Jadi, harus dikaji dulu sesuai skala kebutuhannya,” terang Armuji.
Sementara itu, Anas berterima kasih atas kehadiran wakil wali kota meskipun tidak secara fisik. Yang jelas, keluhan dan usul warga akan ditampung dan dicarikan solusinya.
”Kami akan mendiskusikan masalah ini bersama pemkot. Ojo khawatir, wes talah onok dalane mengko (jangan khawatir, pasti ada jalannya),” jelas Anas Karno.