JawaPos.com – Pemerintah menargetkan pembangunan 4 juta sambungan jaringan gas bumi untuk rumah tangga pada 2024. Tim Peneliti Pusat Studi Peningkatan Perolehan Minyak dan Gas Bumi FTKE Universitas Trisakti, Andry Prima pun menyampaikan bahwa target tersebut sesuai dengan minat masyatakat.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, masyarakat menyatakan setuju dengan instalasi gas kota, asalkan mendapatkan subsidi. Sebagian lainnya menyatakan setuju, jika memang lebih murah dari pada gas tabung gas, sehingga ada manfaat penghematan dari perubahan bahan bakar rumah tangga tersebut.
“Warga berharap bisa menghemat biaya LPG yan selama ini dipakai. Yang mereka rasakan selama ini, walaupun murah menggunakan LPG tetap berharap adanya energi yang bisa lebih ekonomis,” jelas dia, Minggu (20/2).
Menurut Andry, gas kota merupakan solusi energi yang murah sehingga dapat membantu meringankan beban ekonomi yang selama ini masyarakat rasakan.
“Dari penelitian ini, warga sudah paham akan manfaat dari gas kota,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk, Achmad Muchtasyar mengungkapkan, gas kota ini dapat menjadi solusi energi yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. Sebab, jargas memiliki nilai lebih hemat dibandingkan dengan LPG yang 60 persennya masih impor.
Gas bumi sendiri menggunakan skema harga Rp 10.000 per m3, sementara gas tabung bukan subsidi, yaitu LPG 12 kg seharga Rp 187.674 per tabung. “Jargas atau citygas adalah suatu peradaban atau lifestyle, sehingga dengan adanya jargas menunjukkan peradapan yang sudah meningkat,” ucapnya.
PGN sebagai pemegang amanat untuk merealisasikan target pembangunan 4 juta sambungan jaringan gas bumi untuk rumah tangga pun berkomitmen untuk melakukan pengembangan jargas secara masif.
“Gas bumi adalah salah satu opsi yang paling bersih, sebelum nanti ada EBT yang pengembangannya masih cukup memakan waktu mungkin bisa 20 tahun. Jadi, peran gas adalah sebagai energi transisi yang bersih itu memenuhi lifestyle yang sedang global saat ini,” kata Achmad.
Menurutnya, dukungan dari berbagai pihak juga diperlukan bagi PGN untuk bisa merealisasikan target 4 juta sambungan rumah tahun 2024, antara lain alokasi gas dalam jangka panjang, harga jual gas yang mencapai keekonomian, penyelarasan dengan program kompor listrik dan distribusi LPG subsidi, serta dukungan dalam kemudahan proses perijinan.
“Sebagian pandangan masyarakat, jargas itu sesuatu yang luxury. Padahal jargas adalah bagian dari utility dari kebutuhan masyarakat. Tidak ada bedanya bagaimana masyarakat memerlukan listrik ataupun air. Pengembangan jargas juga dapat membuka suatu kesempatan berinvestasi, investor karena berkaitan dengan sustainability energy,” jelas Achmad.
PGN akan menggunakan skema infrastruktur baik pipeline maupun non pipeline (CNG/LNG) untuk mencapai target tersebut, penugasan terkait pembangunan jargas telah teregulasi secara lengkap dan didukung penuh oleh pemerintah, sehingga infrastrukturnya merupakan objek vital, sehingga semua pihak perlu mendukung terselenggaranya jargas ini.