JawaPos.com – Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani menilai dikeluarkannya angka kematian dari indikator penanganan Covid-19 sebagai kebijakan yang tidak ada dasar ilmiahnya.

“Angka kematian adalah indikator penting yang harus dihitung dalam penanganan pandemi.  Pastikan setiap kebijakan harus ada landasan ilmiahnya. Jangan asal gampangnya saja,” ujar Netty kepada wartawan, Kamis (12/8).

Netty mempertanyakan apa standar yang dipakai  pemerintah ketika mengeluarkan angka kematian dari indikator penanganan Covid-19. “Jika alasannya data kematian menyebabkan distorsi, maka benahi proses input dan sistemnya. Jika ada masalah data, saya yakin bukan hanya pada angka kematian, statistik data lain, juga perlu dipertanyakan,” katanya.

Angka kematian, kata Netty, dapat  memberi  gambaran tingkat keparahan pandemi di suatu daerah dan bagaimana sistem kesehatan  merespons  kondisi tersebut.”Justru berbahaya kalau dikeluarkan dari indikator karena dapat melenakan para pengambil kebijakan. Seolah kondisi aman dan terkendali, padahal mengandung bom yang siap meledak,” ungkapnya.

Menurut Netty,  kebijakan dikeluarkannya  angka kematian dari indikator penanganan Covid-19 harus  menjadi kode keras bagi pemerintah agar mengembalikan penanganan pandemi kepada   pihak atau lembaga kredibel.

’’Saya tidak bosan menyampaikan bahwa leading sector penanganan pendemi adalah Kemenkes dan Satgas Covid-19. Jangan serahkan urusan bencana kesehatan ini kepada pihak atau lembaga yang bukan bidangnya,” tukas politisi PKS itu.

Netty meminta hal tersebut agar pemerintah tidak mengulangi lagi membuat kebijakan pandemi yang  tidak berdasar. ’’Penanganan pandemi menyangkut keselamatan ratusan juta rakyat. Jika salah dalam membuat kebijakan, taruhannya adalah nyawa rakyat. Tolong selipkan jiwa welas asih, empati dan kasih sayang dalam memutuskan setiap kebijakan,” pungkasnya. (*)

 

By admin