JawaPos.com–Pemerintah Kota Surabaya menyatakan kasus Covid-19 di Kota Pahlawan, Jawa Timur, mulai melandai atau turun sedikit demi sedikit.
Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara seperti dilansir dari Antara di Surabaya mengatakan, kasus Covid-19 melandai berkat peran satgas dari kecamatan dan kelurahan. Mereka responsif melakukan mediasi dan evakuasi ketika ada warga yang terpapar Covid-19.
”Ketika ada yang terpapar Covid-19 di Surabaya, teman-teman dari satgas kecamatan maupun kelurahan melakukan mediasi untuk bisa dibawa ke rumah sehat maupun Asrama Haji. Kalau seandainya gejala agak sedang maupun ke arah berat, akan langsung dirujuk ke RSUD Soewandhie,” kata Febriadhitya Prajatara.
Selain itu, kata dia, kasus Covid-19 terus melandai karena pemkot juga terus masif melakukan penanggulangan di tingkat hulu. Setiap ada warga yang terpapar langsung dilakukan perawatan secara terpadu di rumah sehat.
”Jadi kenapa ini (kasus) bisa landai, karena kami mencoba untuk melakukan pemutusan mata rantai di awal (hulu). Karena sebanyak apapun hilir ketika luapan dari hulu banyak, akan jebol juga. Karena itulah ditampung di rumah sehat atau di HAH,” ujar Febriadhitya Prajatara.
Dia mengatakan per 9 Agustus, sebanyak 2.090 warga di Surabaya yang melakukan isolasi mandiri. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.696 warga dapat dimediasi ke rumah sehat untuk isolasi terpadu (isoter). Sisanya, mereka melakukan isoman di rumah.
”Satgas dari pemkot kemudian dibantu TNI dan Polri juga kemampuan dari Pak Camat dan Lurah itu berhasil melakukan mediasi kepada mereka,” terang Febriadhitya Prajatara.
Penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 juga berdampak pada menurunnya kasus Covid-19 di Kota Surabaya. Bahkan, sejak Senin (9/8), Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) Surabaya telah nihil pasien Covid-19. RSLT yang dikelola Pemerintah Kota Surabaya pernah dihuni sampai 100 pasien.
Sedangkan Rumah Sakit Indoor Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, lanjut Febriadhitya Prajatara, per Selasa (10/8) masih dimanfaatkan untuk isolasi terpadu 44 warga. Mereka diketahui memiliki gejala ringan hingga sedang.
”Gejalanya ada yang sedang dan ringan. Tapi sampai insya Allah terkendali, pasien juga diperhatikan maksimal oleh petugas,” tutur Febriadhitya Prajatara.