JawaPos.com – Pandemi Covid-19 turut menghantam para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pedagang buku di Kampung Ilmu, Bubutan, Surabaya, misalnya. Pembatasan mobilitas masyarakat membuat omzet para pedagang merosot tajam. Mereka harus beradaptasi dengan keadaan. Pelan tapi pasti, keran pendapatan mulai terbuka.
Hasyim, misalnya. Pemilik Kedai Komik di Kampung Ilmu itu mengakui bahwa keuntungan terus menurun. Penurunan lebih disebabkan penerapan pembatasan mobilitas. Banyak jalan arah Surabaya yang ditutup sehingga pembeli tidak bisa berkunjung ke Kampung Ilmu. Sebab, selain Surabaya, Hasyim menyebutkan bahwa banyak pelanggannya yang berasal dari wilayah lain. Misalnya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Malang, dan Jember.
Agar usahanya tetap bertahan, Hasyim beralih berjualan secara online. Barang dagangannya dijual melalui media sosial seperti Facebook dan Instagram. Meski penjualan belum kembali normal, keuntungan mulai didapatkannya. ”Berkat jualan online, pelanggan semakin luas hingga di luar Pulau Jawa,” ujarnya.
Ketua Paguyuban Pedagang Kampung Ilmu Budi Santoso menjelaskan, penurunan omzet mulai dirasakan ketika pemerintah menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Akibatnya, pendapatan pedagang turun hingga 80 persen. Kampung Ilmu makin sepi. Namun, seluruh toko masih tetap buka. Sebanyak 84 pedagang binaan Kampung Ilmu terus beroperasi.
Dengan situasi yang terjadi, mereka mengandalkan penjualan secara online. Upaya yang dilakukan menuai hasil manis. Dalam sehari, keuntungan ratusan ribu rupiah dikantongi. Mayoritas pembeli justru berasal dari luar Pulau Jawa.
”Positifnya, dari keadaan yang sekarang, para pedagang jadi melek teknologi. Mau nggak mau walaupun terasa sulit. Sebab, kalau nggak gitu, mereka bisa gulung tikar,” tutur pemilik Toko Buku Angger Baca tersebut.
Guna memulihkan perekonomian pedagang, pihaknya tengah merancang pembuatan akun atau website Kampung Ilmu. Jadi, seluruh pedagang bisa menjajakan barang jualan di website tersebut. Selain itu, website berguna untuk memudahkan pembeli mendapatkan buku yang diinginkan di Kampung Ilmu.
”Rencana pembuatan website sudah ada. Kini sistem pembuatan dan pengoperasiannya didiskusikan dulu,” katanya.