JawaPos.com – Masa pandemi Covid-19, tidak serta merta mengurangi tradisi peringatan Tahun Baru Islam. Tak terkecuali di beberapa tempat di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Namun, untuk mengantisipasi potensi persebaran virus korona, pelaksanaan tradisi tersebut tetap disiplin protokol kesehatan.
Peringatan 1 Muharam 1443 Hijriah di Dusun Kolpo, Desa Pekalongan Kecamatan Tambak, Bawean, misalnya. Senin malam (9/8), remaja Masjid Raudhatus Sholihin desa setempat menggelar doa bersama. Selain itu, mereka juga menggelar ritual keliling kampung dengan membawa obor sembari membacakan salawat Nabi.
Menurut Iskak Waluyo, pembina remaja Masjid Raudhatus Sholihin, tradisi malam Tahun Baru Islam tersebut sudah berlangsung setiap tahun di Kepulauan Bawean. Warga sama-sama berdoa, terutama untuk keamanan dan keselamatan desanya. “Khususnya agar bebas dari bencana dan wabah pandemi Covid-19,” jelasnya. Selama masa pandemi, beberapa warga Bawean juga ada yang terpapar Covid-19. Bahkan, sejumlah pasien juga meninggal dunia.
Peringatan Tahun Baru Islam tersebut diikuti segenap perwakilan masyarakat. Mulai dari anak-anak, remaja hingga orang tua. “Setiap melintas di persimpangan jalan, dilakukan kumandang azan, iqamah, dan doa-doa agar dijauhkan dari bala,” ungkap Iskak.
Dia menyebut, kegiatan itu juga salah satu wujud melestarikan budaya dan tradisi yang telah diwariskan para lulur di Pulau Bawean. “Inilah ragam budaya kita, Indonesia. Penuh dengan kebersamaan, kekompakan, dan persatuan. Termasuk dalam merayakan Tahun Baru Islam,” imbuhnya.
Di banyak pondok pesantren (Ponpes) juga menggelar peringatan serupa. Sebut saja di antaranya di Ponpes Maziyatul Ilmi, Desa Boboh, Kecamatan Menganti. Selepas salat Magrib, para santri membaca Alquran dan salawat sembari memanjatkan doa. ‘’Mengharap panjang umur, memantapkan iman serta dijauhkan dari malapetaka oleh Allah SWT. Juga untuk keselamatan bangsa dan negara Indonesia yang saat ini sedang diuji dengan pandemi ini,” terang Abdul Muid, pengasuh Ponpes Maziyatul Ilmi.