JawaPos.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut minat investor domestik terhadap pasar modal Indonesia semakin besar seiring dengan banyaknya perusahaan-perusahaan rintisan atau startup berstatus unicorn melepas sahamnya ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen mengatakan, dengan masuknya unicorn dan decacorn ke bursa saham domestik tentu akan berpotensi mendongkrak kapitalisasi pasar saham emiten di BEI dan menarik lebih banyak investor, termasuk investor asing.

“Masuknya perusahaan-perusahaan startup tersebut juga diprediksi bakal lebih menggairahkan perdagangan saham di bursa dalam negeri,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (10/8).

Hoesen mengungkapkan pada pertengahan tahun ini, terdapat beberapa perusahaan startup asal Indonesia yang berstatus unicorn dan decacorn akan melantai di bursa. Hal tersebut menyusul perusahaan startup yang telah berhasil melakukan IPO adalah PT Bukalapak dengan melepas sahamnya sebanyak 25,7 miliar saham dengan total nilai IPO sebesar Rp21,9 triliun.

Pihaknya selaku pihak regulator bekerja sama dengan BEI sedang menyiapkan regulasi yang sesuai dengan karakteristik unicorn atau decacorn tersebut. Dalam hal ini bagi unicorn/decacorn yang menggunakan teknologi untuk menciptakan inovasi produk yang meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta memiliki kemanfaatan sosial yang luas (new economy).

“Tentunya hal ini akan berdampak baik secara langsung maupun tidak langsung menyediakan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat,” kata Hoesen.

Hoesen melanjutkan, salah satunya memberlakukan dual class share dengan Multiple Voting Shares (MVS). Namun, hal tersebut perlu dilakukan dengan tetap memperhatikan perlindungan kepada pemegang saham minoritas.

Dalam memberikan perlindungan kepada pemegang saham minoritas, lanjutnya, penerapan MVS perlu diikuti dengan peraturan. Diantaranya, mengenai kewajiban pengungkapan dalam prospektus mengenai penerapan MVS dan pihak-pihak yang akan memiliki MVS, kondisi yang dapat mengakibatkan berakhirnya kepemilikan saham MVS oleh pemegang saham MVS atau sunset provision.

Sebagai informasi, setelah Bukalapak, GoTo yang merupakan entitas gabungan Gojek dan Tokopedia dikabarkan akan menyusul untuk melakukan IPO pada tahun ini. Selain GoTo yang berstatus decacorn, empat unicorn dan lima centaur juga disebut tengah bersiap agar bisa melantai juga di bursa.

Selain Bukalapak, empat perusahaan yang berstatus unicorn antara lain Traveloka, Bukalapak, JD.ID, J&T Express, dan OVO. Sementara jumlah perusahaan centaur mencapai 27 perusahaan beberapa di antaranya adalah Halodoc, Dana, Modalku, Ralali, Akulaku, Kredivo, dan Blibli.

By admin