JawaPos.com – Pasar saham Indonesia bergejolak. Indeks harga saham gabungan (IHSG) terkontraksi minus 75,98 atau turun 1,22 persen ke posisi 6.127,46. Saham emiten PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) menjadi sasaran obral investor asing.

Bukalapak mencatatkan saham perdananya alias initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada Jumat lalu (6/8). Pada saat itu pula, saham unicorn tersebut menyentuh batas auto rejection atas (ARA). Harganya naik dari Rp 850 menjadi Rp 1.060 per saham.

Tren kenaikan tersebut berlanjut pada awal perdagangan Senin (9/8). Sempat melonjak 25 persen ke level Rp 1.325. Selepas jeda perdagangan, saham BUKA turun di level 1.110. Penyebabnya, investor asing melepas saham perusahaan teknologi itu. Total penjualan bersih (net sell) mencapai Rp 567,9 miliar.

Direktur Ekuator Swarna Investama Hans Kwee menilai, aksi jual oleh investor asing itu lumrah. Sebab, mereka memilih aksi ambil untung (profit taking). “Kalau untung pasti dijual. Apalagi, valuasi juga nggak murah saat ini,” kata Hans kepada Jawa Pos tadi malam.

Meski demikian, dia memperkirakan bahwa saham Bukalapak berpotensi menguat ke level Rp 1.500–Rp 1.700 per saham. Namun, angka tersebut tidak akan terealisasi dalam waktu dekat.

“Hitung-hitungan saya akan bergerak stabil di level 900 sampai 1.000 dan level atas di 1.200 hingga 1.300,” imbuh dosen Universitas Trisakti itu.

Menurut Hans, saham perusahaan teknologi menarik untuk diperhatikan dalam sepekan ini. Sentimen itu didorong euforia pasar sejalan dengan kebiasaan masyarakat yang menggunakan platform digital untuk memenuhi kebutuhan di tengah pandemi Covid-19.

Sementara itu, turunnya IHSG dipengaruhi sentimen harga komoditas yang naik. Salah satunya, harga minyak yang bergejolak menyusul naiknya tensi di Timur Tengah. Banyak juga investor asing yang melepas ekuitas Asia di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap persebaran virus varian Delta.

“Di bursa saham Korea Selatan, Taiwan, Filipina, Vietnam, dan India, investor global menjual ekuitas Asia dengan nilai total bersih gabungan sebesar USD 10,6 miliar pada Juli 2021,” bebernya.

Dari dalam negeri, pemerintah menyatakan proses pemulihan ekonomi nasional semester II 2021 akan sangat bergantung pada penanganan Covid-19 di kuartal III 2021.

Ada satu lagi start-up teknologi Indonesia yang bakal menyusul Bukalapak sebagai unicorn dengan status perusahaan Tbk. Direktur Strategic Portfolio PT Telkom Indonesia Budi Setyawan mengatakan, Kredivo baru saja memaparkan rencana merger dengan anak perusahaan Victory Park Capital (VCP). VCP merupakan perusahaan investasi dari Chicago, AS.

Budi menjelaskan, pihaknya melakukan pendanaan ke Kredivo melalui MDI Ventures sejak 2018. Sejak itu, Kredivo berhasil menggaet 4 juta pengguna dan sedang merencanakan perluasan jaringan ke Vietnam dan Thailand. VCP sendiri sudah menuntaskan IPO di bursa NASDAQ di AS Maret lalu.

“Kami berharap dengan merger ini bisa melakukan IPO di dalam negeri,” imbuhnya.

PERGERAKAN SAHAM BUKALAPAK

Jumat (6/8)

– 09.00: 850

– 09.30: 1.060

Senin (9/8)

– 09.00: 1.325

-14.00: 1.235

-14.30: 1.205

-15.00: 1.115

-15.14: 1.110

Sumber: BEI

By admin