JawaPos.com – Pemberian bonus menjadi suntikan semangat bagi atlet. Itulah bentuk apresiasi pemerintah terhadap capaian atlet di sebuah kompetisi. Termasuk dalam Olimpiade Tokyo 2020 ini.
Memang, hingga kemarin (9/8), pemerintah belum mengumumkan secara resmi kisaran bonus yang akan diterima para peraih medali. Bahkan, dalam pertemuan virtual kemarin, Menpora Zainudin Amali belum bersedia membocorkan nilai bonus tersebut.
”Nanti diumumkan Presiden Jokowi saat menerima para atlet di Istana Negara. Waktu dan nominalnya juga akan diumumkan di sana,” ujar Amali.
Pada Olimpiade Rio 2016, peraih medali emas diganjar bonus Rp 5 miliar. Bonus itu diberikan kepada Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir yang meraih emas. Kemudian, sebagai peraih perak, Eko Yuli Irawan dan Sri Wahyuni Agustiani mendapat Rp 2 miliar.
Bonus tersebut melonjak drastis jika dibandingkan dengan Olimpiade London 2012. Saat itu peraih emas memperoleh bonus Rp 1 miliar. Sayangnya, pada edisi itu, tradisi emas sempat terhenti.
Indonesia hanya meraih 2 perak dan 1 perunggu. Citra Febrianti dan Triyatno yang membawa pulang perak menerima bonus Rp 400 juta.
Nah, bukan hanya peraih medali Olimpiade yang diganjar bonus. Peraih medali di dua multievent berskala lebih rendah daripada Olimpiade, yakni Asian Games dan SEA Games, juga memperoleh kucuran bonus.
Dan, secara nominal, nilai bonus untuk peraih medali di Asian Games dan SEA Games lebih kecil daripada Olimpiade.
”Untuk multievent setingkat SEA Games saja, kami beri apresiasi. Apalagi, ini yang paling tinggi. Pasti kami akan berikan apresiasi, penghargaan, bahkan biasanya ada penghargaan dari negara, dari bapak presiden langsung,” jelas Amali.
Selain bonus dari pemerintah pusat, para peraih medali biasanya diberi bonus dengan nilai dan bentuk yang beragam dari pemerintah daerah, klub, dan pihak-pihak swasta lainnya.
Sementara itu, Anthony Sinisuka Ginting mengakui sedikit penasaran dengan jumlah bonusnya. Ginting berhasil menyumbang perunggu dalam Olimpiade Tokyo 2020.
”Tetapi, tugas kami itu sebenarnya adalah meraih prestasi. Bonus atau apresiasi ini merupakan nilai plusnya. Saya bersyukur karena cukup banyak yang pemerintah berikan kepada atlet,” ucap Ginting.
Ginting menyatakan, belum ada rencana terkait dengan penggunaan bonus tersebut. Menurut dia, bonus bisa menjadi salah satu nilai tambah. Apalagi, rata-rata usia produktif atlet adalah 30–32 tahun.
”Ini bisa jadi salah satu persiapan hari tua kami, bisa mendapat apresiasi dari semua pihak dalam bentuk apa pun. Saya tabung dulu. Mungkin juga buat melanjutkan studi, tapi tidak dalam waktu dekat,” kata juara Indonesia Masters 2020 tersebut.