JawaPos.com – “Mat, kamu mau merasakan yang Bapak selalu ingin rasakan di Olimpiade. Soalnya Bapak belum sempat bertanding.”
Kata-kata itu begitu terngiang bagi Rahmat Erwin Abdullah. Ayahnya, Erwin Abdullah, merupakan mantan lifter nasional. Erwin mendapat tiket ke Olimpiade Athena 2004, tapi gagal berlaga karena cedera tulang punggung.
“Itu selalu diulang terus sama bapak akhir-akhir ini,” ujar Rahmat dalam keterangan resminya semalam. “Kini, saya tak cuma bertanding di Olimpiade Tokyo 2020, tapi juga pulang membawa medali,” imbuhnya.
Keberhasilan Rahmat itu merupakan kejutan besar. Dalam start list kelas 73 kg, Rahmat hanya masuk grup B. Dia didaftarkan dengan angkatan 320 kg. Sementara itu, para pesaingnya di grup A memiliki angkatan 330 kg hingga 355 kg. Selisih yang cukup jauh. Karena itu, dia hanya ditarget masuk delapan besar.
“Sejak Windy (Cantika Aisah) meraih perunggu itu, saya tertekan karena ingin mendapatkan medali juga. Namun, saya tidak bisa berbicara dengan siapa-siapa. Menenangkan diri sendiri bahwa saya bisa dan saya mampu,” lanjutnya.
Nyali Rahmat tidak ciut meski tampil di grup B. Penampilannya justru memikat di Tokyo International Forum kemarin. Dia mencatat hasil snatch 152 kg, clean and jerk 190 kg, serta total 342 kg. Bahkan, clean and jerk-nya sama dengan peringkat kedua.
Baca juga: Uring-uringan Dengan Windy Cantika Bikin Rahmat Erwin Raih Perunggu
Hasil itu juga memecahkan rekor terbaiknya. Sebelumnya, Rahmat memiliki catatan terbaik 335 kg. Hasil tersebut dia raih saat Kejuaraan Asia Senior 2020. Dengan perincian snatch 148 kg serta clean and jerk 187 kg.
Pada perlombaan di grup B itu, Rahmat berhasil menjadi yang teratas. Semua angkatan snatch berhasil dia selesaikan dengan mulus. Hanya pada clean and jerk kedua dia gagal.