JawaPos.com – Kabar duka datang dari dunia medis. Dua dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) meninggal dunia. Mereka adalah dokter Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer dr. Yulherina, MKM, PKK, Sp.KKLP dan dokter Spesialis Anestesi dr. Syukriyati Sp.An.
Dokter Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer dr. Yulherina, MKM, PKK, Sp.KKLP merupakan Ketua umum PP Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) dan dr. Syukriyati Sp.An adalah
Wakil Bendahara PB Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN).
Almarhumah dr. Yulherina meninggal pada Jumat, 6 Agustus 2021, pukul 23.58 WIB dan dr. Syukriyati meninggal pada Rabu, 3 Agustus 2021, pukul 10.20 WIB. Kabar duka ini dikonfirmasi oleh Dekan FKUI Prof Ari Fahrial Syam.
“Kita tidak pernah bermimpi hidup di zaman pandemi penyakit menular yang mematikan, pandemi yang mirip seperti yang kita alami ini terjadi 100 tahun lalu yang terkenal dengan flu Spanyol. Pandemi kali ini menyebabkan kami kehilangan 2 sahabat kami dalam waktu 3 hari minggu ini, pandemi yang menyebabkan terjadinya anak-anak mereka kehilangan ibunya,” kata Prof Ari kepada JawaPos.com, Senin (9/8).
“Kami sama-sama memulai untuk berkarir menjadi dokter sejak 1984, kami lulus dengan waktu yang hampir bersamaan dan masuk ILUNI FKUI 1990,” kata Prof Ari.
Dirinya sangat mengenal rekan sejawatnya. Keduanya dikenal sebagai aktivis mahasiswa di zamannya. Salah satunya, dr. Syukriyati memilih aktif di Badan Film Mahasiswa dan hobi naik gunung. Sementara dr. Yulherina sibuk di media Aesculapius koran kampus Senat Mahasiswa FKUI.
Keduanya memilih jalan hidup masing-masing. Saat lulus, dr. Yulherina aktif di Asuransi Kesehatan dan Dokter keluarga sampai saat akhir hayatnya menjadi Ketua Umum organisasi Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia. Lalu dr. Yulherina juga sedang mengambil pendidikan Doktor di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Lalu dr. Syukriyati memilih untuk menjadi seorang dokter anastesi dan bekerja di Kalimantan Timur sebagai dokter anestesi di akhir hayatnya. Di akhir hayatnya masih menjadi pengurus inti sebagai wakil bendahara I PB Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN).
“Kedua orang hebat sahabat saya ini pasti masih punya cita-cita dan pasti masih banyak rencana untuk kedua organisasinya. Pasti juga punya harapan untuk anak-anaknya dan masih punya banyak rencana untuk teman-teman sejawatnya termasuk teman seangkatannya,” jelasnya.
“Kami rekan seangkatan kehilangan, Universitas kehilangan alumni-alumni terbaiknya, Indonesia kehilangan dokter-dokter terbaiknya, apakah hal ini akan terus terjadi. Virus ini luar biasa dia menyerang siapa saja termasuk para jenderal-jenderal kami yang baru saja gugur ini. Insya Allah gugurnya kedua jenderal ini tidak membuat kami menyerah,” tutupnya.