JawaPos.com – Jajaran Polda Metro Jaya terus menjalankan program Vaksinasi Merdeka di wilayah DKI Jakarta. Kegiatan ini ditargetkan akan menyasar 100 persen warga ibu kota sampai dengan 17 Agustus 2021.
Di Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, vaksinasi secara bertahap diberikan kepada warga. Sampai dengan Sabtu (7/8), warga yang telah diimunisasi mencapai 70 persen.
“Persentase warga yang sudah divaksin berjumlah 70 persen,” kata Kapolsek Makasar, Kompol TF Hutagaol.
Hutagoal menuturkan, jumlah warga di kecamatan Makasar sebanyak 221.538 orang. Adapun sasaran target Vaksinasi Merdeka yaitu 144.348 orang. Dari target tersebut, sudah 100.412 orang yang mendapat vaksinasi dosis pertama. Hanya menyisakan 43.936 orang yang belum divaksin. Warga yang belum divaksin itu ditargetkan bisa diselesaikan sampai dengan 17 Agustus 2021 mendatang.
Kegiatan vaksinasi juga terus berjalan di Gerai Vaksinasi Merdeka 115 di Gedung Grafur Print, RW 011 Kelurahan Sukabumi Utara, kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Barat. Pada hari ini, Senin (9/8), sebanyak 47 orang mendaftar untuk divaksinasi.
Namun, hanya 43 orang yang berhasil diimunisi Covid-19. Dengan rincian 36 orang untuk dosis 1, dan 7 orang untuk dosis 2. Sisanya ditunda karena kondisi tubuh penerima vaksin tidak memenuhi syarat. “4 orang ditunda karena alasan kesehatan,” kata Ketua RW 011, Rahmat.
Seperti diketahui, Polda Metro Jaya meluncurkan program Vaksinasi Merdeka. Program ini menargetkan 3.060.000 warga di DKI Jakarta menerima vaksinasi Covid-19 pada periode 1-17 Agustus 2021. Dengan tujuan kekebalan komunitas atau herd immunity terbentuk sebagai kado HUT RI ke-76.
Untuk menyukseskan program tersebut, Polda Metro Jaya telah menerima bantuan logistik dari para donator. Bantuan ini akan didistribukan ke 900 RW yang tersebar di wilayah DKI Jakarta.
“Ada bantuan dari BCA, Gojek, BNI, Rumah Sakit Siloam, Alodokter, PMI, termasuk ide kreatif dari para mahasiswa,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (30/7).
Fadil mengatakan, program ini merupakan kerja sama dengan banyak elemen masyarakat tanpa melibatkan tenaga kesehatan secara struktural. Misalnya Puskesmas atau Rumah Sakit.