JawaPos.com – Vaksinasi bisa mencegah seseorang dari keparahan akibat Covid-19. Apalagi lansia dan dengan komorbid. Jangan sampai menyesal di kemudian hari ketika orang tua terpapar Covid-19 yang berat karena menunda vaksinasi seperti yang terjadi pada pria Singapura, Teo Kee Huat.
Dia beruntung orang tuanya masih selamat setelah sembuh dari Covid-19 berat. Awalnya, orang tuanya yang sudah lanjut usia memutuskan untuk menunda vaksinasi Covid-19 awal tahun ini.
Ibunya memiliki riwayat medis yang kurang baik. Sementara ayahnya menyelesaikan pemeriksaan oleh dokter terlebih dahulu. Ayahnya juga memutuskan untuk menunggu agar mereka bisa divaksinasi bersama-sama.
Baca juga: Raup Untung saat Pandemi, Dokter di Singapura Jadi Miliarder Mendadak
Ketakutan terburuk Teo menjadi kenyataan. Ayahnya, yang berusia awal 80-an, dinyatakan positif Covid-19 dan dirawat di National Center for Infectious Diseases (NCID) pada 1 Juni. Lima hari kemudian dia menerima kabar lain. Ibunya, yang berusia akhir 70-an, dinyatakan positif dan dirawat di NCID.
Teo, yang bekerja di bidang teknik dan berusia 40-an, mengatakan kepada The New Paper pada Kamis (5/8), awalnya dia khawatir karena kedua orang tuanya dengan kondisi berat. “Saya tidak pernah berharap keduanya tiba-tiba tertular Covid-19 pada saat yang bersamaan,” katanya.
Baca juga: Singapura Hadapi Masalah Baru, Muncul Klaster Covid-19 di RS Changi
Teo dan dua saudara lelakinya dikarantina karena mereka telah mengunjungi orang tua mereka minggu itu. Hasil tes mereka kembali negatif. Ayah Teo makin berat kondisinya dan dipindahkan ke unit perawatan intensif (ICU) satu minggu setelah masuk.
“Kondisi ayah saya sangat luktuatif. Dia demam tinggi dan kadar oksigennya kadang turun,” katanya.
Baca juga: Masalah Baru di Singapura, Covid-19 Menyebar di Kalangan Sopir Bus
Ibunya juga pindah ke ICU satu minggu setelah dia masuk karena kadar oksigennya tiba-tiba turun. Ketakutannya makin nyata, terutama ketika dia menerima telepon di tengah malam dari dokter yang memberi tahu bahwa kondisi ibunya memburuk.
Pada satu waktu, kedua orang tuanya membutuhkan ventilator untuk membantu mereka bernapas. Teo hanya bisa berdiri di luar bangsal ICU dan melihat tanpa daya melalui layar monitor.
“Yang bisa saya lakukan hanyalah berbicara dengan ayah saya di telepon. Dan ibu saya terlihat sangat lemah. Saya ingat memiliki rasa penyesalan yang sangat besar dan terus berpikir saya seharusnya bersikeras mereka divaksinasi lebih awal. Jika saya melakukannya, ini tidak akan terjadi,” tuturnya.
Bersyukur, keadaan menjadi lebih baik. Pada pertengahan Juni, kondisi ayahnya membaik dan dia dipindahkan ke bangsal umum. Hal yang sama terjadi pada ibunya pada akhir Juli dan dia juga dipindahkan ke bangsal umum.
“Ini bisa menjadi traumatis melihat orang yang Anda cintai mengalami hal seperti ini. Yang bisa saya katakan adalah orang tidak boleh menganggap enteng Covid-19,” katanya.
“Anak-anak harus berusaha meyakinkan orang tua mereka yang sudah lanjut usia untuk divaksinasi. Rasa sakit yang mungkin mereka alami jika tertular Covid-19 tidak sepadan,” pungkasnya.