JawaPos.com – Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) Kemendikbudristek tengah menjalankan Program Riset Keilmuan Terapan dalam Negeri Dosen Perguruan Tinggi Vokasi. Program riset berbasis demand driven ini merupakan upaya meningkatkan ekosistem riset perguruan tinggi.
Koordinator Kemitraan dan Penyelarasan Bidang Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), Agus Susilohadi mengatakan, program ini mendorong kemitraan antara perguruan tinggi vokasi dengan DUDI dan menyentuh permasalahan hingga ke akar rumput.
“Program riset terapan yang kita rancang ini berbasis pada kemitraan antara perguruan tinggi vokasi dengan DUDI. Kami mencoba untuk membangun ekosistem riset yang sinergis aplikatif dan memberi manfaat bagi peningkatan ekonomi masyarakat,” ungkap dia dalam keterangannya, Jumat (6/8).
Program ini didukung pendanaan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sebesar Rp 25,5 miliar, dengan pengajuan usulan dana maksimal Rp 500 juta per proposal. Dalam hal ini, Kemendikbudristek mendapatkan kewenangan untuk merancang skema, menentukan persyaratan, menentukan kriteria penerima, serta menyelenggarakan seleksi pemenang.
Program yang dirancang untuk mendorong riset yang integratif dan kolaboratif, tentunya tim pengusul riset harus melakukan riset secara keilmuan yang multidisiplin. “Program ini nanti juga diharapkan dapat menjadi salah satu Project Based Learning bagi mahasiswa vokasi. Oleh karena itu, kami berharap program ini juga nanti bisa menggandeng mahasiswa ke dalam tim riset,” ujar Agus.
Riset yang bertumpu pada penyelesaian masalah di industri dan masyarakat ini tergolong cukup unik dan baru di Indonesia. Dalam hal ini, para periset harus mampu menjawab masalah riil di dunia usaha dan dunia industri juga di masyarakat.
Adapun hingga menjelang penutupan pendaftaran program pada 6 Agustus ini, jumlah proposal yang masuk jauh melampaui target, yakni tiga kali lipat dari jumlah yang ditentukan adalah 51 usulan. “Jumlah yang sudah submit Expression of Interest (EoI) sudah lebih dari 200, sedangkan yang membuat akun untuk usulan di laman pendaftaran sudah lebih dari 500. Jadi besar kemungkinan yang akan submit akan melonjak tajam di hari terakhir nanti,” pungkasnya.