JawaPos.com–Beras bantuan sosial yang tidak layak dikonsumsi ditemukan di Bangkalan, Jawa Timur. Temuan beras bansos yang berkutu itu membuat Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak melakukan kunjungan mendadak ke Dinas Sosial Kabupaten Bangkalan.
Mantan Bupati Trenggalek itu mengaku mendapat informasi adanya bantuan sosial berupa beras yang ditujukan kepada warga Kabupaten Bangkalan tidak layak konsumsi. Program bantuan sosial berupa beras 3.000 paket tersebut merupakan program dari kementerian sosial.
Saat dilakukan pengecekan, beras yang dikemas dengan bertulis Bantuan Beras PPKM Darurat Kemensos RI tersebut berwarna kuning dan terdapat kutu beras.
”Kami menemukan bahwa kualitas beras bantuan ini memang tidak baik. Tetapi sebenarnya banyak juga program bantuan pemerintah yang kualitas berasnya baik, termasuk yang dari Bulog itu baik,” kata Emil pada Jumat (6/8).
Emil meminta Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron dan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bangkalan Wibagio Suharta supaya bantuan tersebut tidak didistribusikan terlebih dahulu.
”Kami tentunya menyampaikan jangan didistribusikan yang ini. Kita akan segera tindak lanjut dan pastikan mereka yang sudah terdata harus tetap menerima beras yang layak,” tegas Emil.
Dalam beberapa hari ke depan, Emil memastikan beras pengganti akan segera dikirim untuk selanjutnya diberikan kepada masyarakat Kabupaten Bangkalan.
”Ini tadi saya telepon Pak Alwi (Kadinsos Jatim), artinya hitungan hari harus sudah sampai penggantinya, karena masyarakat sudah nunggu,” ujar Emil.
Emil memastikan permasalahan tersebut akan diatasi bersama. Peran pemerintah daerah merupakan hal yang penting dalam membantu pengawalan program pemerintah pusat.
”Ini kerja bersama. Kemensos ngurusi seluruh Indonesia. Kemensos pun akan senang kita temukan karena pemda memang diminta Kemensos untuk turut mengawal penyaluran bansos. Oleh karena itu, peran pemerintah daerah penting, jadi mohon dimaklumi bahwa pemerintah daerah harus bisa membantu Kemensos mengawal program ini,” tutur Emil.
Emil berjanji kejadian tersebut tidak terjadi lagi di wilayah Jawa Timur. ”Tolong diingat, dari seluruh Jatim yang bermasalah ada di beberapa daerah, jadi yang lain menerima beras dengan kualitas bagus. Tetapi yang sedikit tapi bermasalah ini harus segera ditindak cepat. Kami yakin juga kalau ini ada kaitan dengan amanah dari penyuplai yang tidak baik, Kemensos akan mengambil tindakan. Saya yakin,” kata Emil.
Emil menambahkan, antisipasi harus dilakukan dalam melihat masalah yang terjadi karena operasi bantuan ini dibuat simultan dengan melibatkan berbagai sumber. ”Antisipasinya kita akan kumpulkan semua data ini dan pastikan penyuplainya, kalau memang benar masalahnya dari penyuplai, ya penyuplainya harus dapat sanksi agar tidak terulang kembali,” terang Emil.