JawaPos.com – Aktivitas belajar, khususnya di kawasan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 dan 4 masih melaksanakan pembelajaran jaral jauh (PJJ). Hal ini pun banyak dikeluhkan karena kegiatan pembelajaran tidak efektif.
Berbagai riset menyebutkan bahwa kurang optimalnya kegiatan belajar mengajar secara jarak jauh yang meliputi keterbatasan sumber daya, pengawasan, serta interaksi efektif selama proses belajar berisiko menimbulkan learning loss. Kekhawatiran tersebut juga diamini oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Adapun, The Education and Development Forum (2020) mendefinisikan learning loss sebagai situasi di mana peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik umum atau khusus atau kemunduran secara akademis, yang terjadi karena kesenjangan berkepanjangan atau ketidakberlangsungannya proses pendidikan.
Oleh karena itu, guna mendukung efektivitas proses pembelajaran siswa dari rumah dan meminimalisir gap learning loss, aplikasi edu tech Pahamify memberikan kemudahan dalam pembelajaran daring dengan menghadirkan program dan promo cashback menarik dalam kampanye ‘Back to School’.
“Kami memahami bahwa kegiatan belajar-mengajar secara daring ini menjadi hal yang baru bagi kita semua. Di tahun kedua pembelajaran jarak jauh, Pahamify hadir menemani dan memberikan semangat baru bagi siswa di seluruh Indonesia serta guru dan orang tua yang berperan besar dalam mewujudkan cita-cita anak,” ungkap Chief Executive Officer (CEO) Pahamify Syarif Rousyan Fikri dalam keterangannya, Jumat (6/8).
Kami harap serangkaian program ‘Back to School’ dari Pahamify dapat menjadi solusi sekaligus stimulus dalam mendukung kegiatan belajar dan mengajar sehingga #SemuaBisaSemuaPaham,” sambungnya.
Dalam program Back to School, diberikan akses gratis video belajar bagi guru dan siswa SMA di Indonesia setiap Senin – Jumat pukul 07.00 – 13.00 WIB. Selain bisa dimanfaatkan sebagai pelajaran tambahan bagi siswa, video materi ini juga bisa digunakan sebagai materi ajar oleh guru.
“Sehingga, guru tidak perlu pusing mencari dan membuat materi pembelajaran yang menarik dan seru serta bisa lebih fokus pada pembahasan materi di kelas. Hal juga ini dilakukan demi meminimalisir potensi learning loss,” tandasnya.