JawaPos.com – Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk menangani pandemi Covid-19. Salah satunya dengan memastikan ketersediaan obat untuk mencegah atau menekan angka kematian pasien, baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut, saat ini terjadi kelangkaan obat yang digunakan dalam menangani pasien Covid-19. Hal itu tidak hanya terjadi di satu daerah, namun nasional.
“Masalah obat ini nanti saya diskusikan dengan Pak Menkes. Untuk pengadaan obat-obat tertentu terutama yang bergejala berat dan kritis, termasuk jarang di sini (Kalimantan Selatan) obatnya. Dan ini persoalan nasional karena obat-obat ini masih impor,” ungkap dia melalui keterangan resmi, Jumat (6/8).
Di antara obat tersebut, menurutnya obat antiviral yang paling penting harus dijamin ketersediaannya. Ia bahkan menekankan bahwa ketersediaan obat antiviral tidak boleh hanya ada di RS, melainkan harus tersedia di tingkat bawah yakni puskesmas.
Apalagi, melihat angka kematian Covid-19 relatif banyak disebabkan mereka yang semula isoman di rumah, setelah parah baru datang ke RS. Alhasil, belum sempat mendapatkan tindakan di IGD pasien sudah tidak dapat tertolong.
“Masalahnya kelangkaan obat-obat ini juga sudah sangat mendesak. Memang di samping langka, kebutuhannya mendesak karena untuk mereka yang kondisinya buruk dan kritis,” kata dia.
Muhadjir juga meminta kepada masyarakat terutama agar tidak menyepelekan Covid-19, jadi ketika merasakan gejala harus segera lapor ke puskesmas. Mirisnya, kebanyakan masyarakat enggan untuk lapor ke puskesmas karena menganggap Covid-19 tidak berbahaya.
“Inilah pentingnya juga memberikan edukasi dan pengetahuan kepada masyarakat. Covid-19 ini jangan ditunda-tunda, jangan kemudian ditahan-tahan, harus lapor kemudian dibawa ke RS. Akan tetapi, memang sebaiknya kalau masih OTG jangan keburu-buru dibawa ke RS, lapor dulu ke puskesmas,” pungkas dia.