JawaPos.com – Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti gagal membawa medali dari Olimpiade Tokyo 2020. Mereka terhenti di perempat final.
Memang, sejak penyisihan grup, penampilan PraMel –sapaan Praveen/Melati– kurang begitu memuaskan.
Pada laga pertama, mereka susah payah mengalahkan Simon Wing Hang Leung/Gronya Somerville 20-22, 21-17, 21-13. Kemudian, mereka menang tipis 24-22, 21-19 saat menghadapi Mathias Christiansen/Alexandra Boje.
Penampilan mereka makin menurun saat kalah telak oleh Yuta Watanabe/Arisa Higashino 13-21, 10-21. Finis sebagai runner-up grup, PraMel langsung berhadapan dengan unggulan pertama Zheng Siwei/Huang Yaqiong. Mereka kalah 17-21, 15-21.
’’PraMel tidak bisa memanfaatkan peluang dengan baik. Padahal, di grup mereka punya kesempatan untuk menjadi juara grup. Jika menjadi juara grup, mereka bisa terhindar dari unggulan saat perempat final,’’ kata pelatih Richard Mainaky.
Richard melihat penampilan PraMel tidak berada pada puncaknya. Sebaliknya, Richard menyebut penampilan Zheng/Huang saat perempat final lebih sempurna.
Huang bisa menutup permainan dan sama sekali tidak membiarkan bola lewat. Richard menilai Huang bahkan lebih baik dari Zheng saat itu.
’’Sayang sekali mereka harus bertemu di perempat final. Padahal, peluang cukup bagus andaikan juara grup. Sudah dua kali menang, ketemu Watanabe/Higashino malah tidak maksimal,’’ sesal Richard.
Menurut Richard, Ucok –sapaan Praveen– yang lebih dewasa dan punya pengalaman tampil di Olimpiade Rio 2016 seharusnya bisa membantu meng-cover Melati. Richard juga menampik tudingan bahwa persiapan PraMel kurang maksimal.
’’Tidak ada lagi alasan persiapan kurang. Ada peluang, sayangnya tidak bisa diambil. Mungkin faktor beban juga karena sebelumnya Owi/Butet juara. Memang, selain ganda putra, ada ganda campuran juga yang dilihat saat ini,’’ jelas pelatih dari PB Djarum itu.
Setelah ini, mereka sudah berbicara soal Olimpiade Paris 2024. Waktunya kurang dari tiga tahun lagi. Setelah proses karantina selesai dan kembali latihan di Cipayung, Richard akan melakukan evaluasi besar-besaran.
’’Mulai dari sekarang selektif, maunya seperti apa, mengulang lagi persiapan, latihan, dan mau bangkit untuk mencapai hasil yang lebih besar,’’ lanjutnya.
Pada 2024 mendatang, usia Ucok 30 tahun. Melati akan berusia 29 tahun. Usia yang pas untuk mencapai puncak prestasi. Richard berharap hal itu bisa tercapai.
’’Kalau bisa menjaga komitmen latihan, disiplin, jaga fisik, dan kedewasaan, saya rasa itu bisa. Kita lihat seperti Ahsan/Hendra (Setiawan). Mereka profesional. Kalau tidak bisa seperti itu, ya berat. Jadi, harus diubah total kalau mau main terus,’’ tegas Richard.