JawaPos.com – Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo meminta Satgas Covid-19 di tingkat RT dan RW berkolaborasi dengan warga, khususnya dengan tokoh masyarakat, tokoh agama serta orang yang dituakan di lingkungan tersebut.
Tujuannya, agar pengendalian Covid-19, termasuk membumikan protokol kesehatan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan ke warga dan pendampingan terhadap pelaku isolasi mandiri bisa lebih efektif dan optimal.
“Satgas ditingkat RT, RW harus jadi motor pengendalian Covid-19, karena itu Satgas harus dioptimalkan. Caranya, ya dengan cara melibatkan semua elemen masyarakat yang ada di lingkungan tersebut, termasuk tokoh masyarakat dan tokoh agama. Perlu disadari, pengendalian Covid-19 bisa efektif jika dilakukan secara goton-royong,” ujar Rahmad kepada wartawan, Rabu (4/8).
Menyinggung masih tingginya angka kematian pelaku isolasi mandiri legislator PDIP ini meyakini, bila saja warga ditingkat RT dan RW kompak dan mau bersama-sama menjaga lingkungannya dari ancaman Covid-19. Maka tingginya angka kematian pelaku isolasi mandiri bisa ditekan.
“Warga yang terjangkit Covid-19 dan melakukan isolasi mandiri dirumah, tentu butuh dukungan dari orang-orang dekat di lingkungannya. Nah, kalau warga kompak memberi bantuan, dukungan serta pendampingan, yakin resiko kematian akan menurun,” katanya.
Dikatakan Rahmad, pendampingan terhadap para isolasi mandiri itu sebenarnya tidak mudah karena masih banyak masalah yang ditemukan dilapangan. Para orang yang melakukan isolasi mandiri yang berada dalam kecemasan, mereka mungkin jadi tertutup karena merasa Covid-19 adalah aib.
“Fakta di lapangan, sampai saat ini masih ada sebagian masyarakat yang menganggap Covid-19 itu adalah aib. Termasuk ada juga yang tidak percaya Covid-19, mereka tidak peduli dan masih tetap berkeliaran meski sudah terpapar korona,” ungkapnya.
“Nah, dalam kondisi seperti ini harus ada gerakan bersama semua elemen masyarakat. Para isoman harus dipantau hari demi hari agar mereka displin menerapkan prokes. Perkembangan kondisi kesehatan mereka harus terbaca, sehingga petugas dapat mengambil langkah-langkah yang tepat penanganan selanjutya,” ungkapnya.
Rahmad mengatakan, berbagai persoalan dilapangan bisa lebih mudah diatasi jika Satgas Covid-19 di tingkat RT dan RW melibatkan warga setempat, khususnya tokoh masyarakat yang memang dipercaya oleh warganya.
“Kata kunci keberhasilan pengendalian Covid-19 juga pendampingan terhadap isoman adalah komunikasi. Nah dalam proses komunikasi ini, tokoh masyarakat bisa berperan aktif sehingga pada ahirnya Satgas RT/RW bisa mengendalikan Covid-19 dilingkungannya,” ungkapnya.
Rahmad menegaskan, bangsa Indonesia tidak akan pernah keluar dari pandemi Covid-19, jika penangannanya hanya dibebankan kepada pemerintah. Dikatakan, pemerintah hanya mengatur strategi perang melawan Covid-19, sementara implementasinya dilakukan secara gotong-royong oleh segenap elemen bangsa.
“Tenaga nakes kita tidak cukup untuk mengawasi para isoman. Rumah sakit kita tidak cukup untuk menampung isoman. Karena itu, semua pihak harus bergotong royong membumikan strategi yang ditetapkan pemerintah,” pungkasnya.