JawaPos.com–Beberapa waktu belakangan, dunia maya kembali digegerkan dengan cuitan salah seorang pengguna twitter. Akun tersebut diketahui menulis cuitan mengenai Mati Corona ala Madura. Cuitan itu seperti menggambarkan kondisi masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan seakan-akan tidak ada virus Covid-19.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak menanggapi hal itu dengan meninjau beberapa ponpes di Sumenep. Kunjungan itu diharapkan mampu memutus rantai penyebaran Covid-19 dan mempercepat upaya vaksinasi.
”Kami senantiasa berusaha mendapat gambaran di lapangan sekaligus mencari masukan dari beberapa tokoh. Kami menemukan hal yang berbeda-beda dari satu titik ke titik yang lain,” ujar Emil.
Dalam kunjungan ke Pondok Pesantren Darur Rahmah Pangarangan, mantan bupati Trenggalek itu mendapat gambaran umum terkait kondisi di lapangan.
”Pondok pesantren dan tokoh agama mayoritas sudah sangat mendukung upaya pemerintah untuk menerapkan prokes dan mempercepat vaksinasi,” tutur Emil.
Emil sempat berbincang dengan salah satu santri di ponpes Darur Rahmah Pangarangan. ”Saya tanya gitu pernah percaya enggak sama dokter gitu ya 50 persen, lantas paling percaya kepada siapa? Jawab santri percaya ke kiai,” ucap Emil.
”Kiai ini kan sudah divaksin, tetapi tetap saja orang tua santri takut anaknya divaksin,” tambah dia.
Wagub Emil menjelaskan, kepatuhan masyarakat dan prokes serta pemahaman vaksinasi pada masyarakat masih harus diperbaiki.
”Tapi tidak seperti yang kita bayangkan. Tidak seekstrim di mana kebanyakan tokoh diasumsikan tidak mendukung prokes dan vaksinasi. Dari apa yang kita dengar pengasuh pondok pesantren maupun pengajarnya sudah divaksin tetapi kendala yang terbesar ada pada masyarakat yang tidak mengizinkan anaknya untuk divaksin,” ungkap Emil.
Melanjutkan kunjungan ke titik selanjutnya di Pondok Pesantren Mathaliul Anwar Kepanjen, Wagub Emil menyebut, perlu startegi komunikasi yang jelas dan terpercaya. Hal itu guna meningkatkan kepercayaan masyarakat.
”Hoals kalau divaksin bisa meninggal ini menjadi tantangan kita bersama agar masyarakat mendapat informasi yang baik dan benar. Berseiring dengan upaya mendorong minat vaksinasi. Kita tidak mungkin memaksa orang yang takut. Alangkah lebih baik kita memberikan penjelasan yang lebih bisa dipercaya,” jelas Emil.
”Upaya memberikan penjelasan ini merupakan upaya mendasar yang harus dilakukan. Ini akan membantu kepala desa untuk mengatasi kesulitan dalam memberi penjelasan kepada warganya,” imbuhnya.
Di titik terakhir, di Pondok Pesantren Ash-Shofwah Al-Malikiyyah, Wagub Emil mendapat masukan terkait pemulasaraan jenazah. ”Ada yang mendasar lagi yaitu terkait dengan anggapan bahwa kalau meninggal karena Covid-19 itu tidak disalatkan. Sehingga, penting adanya perwakilan keluarga yang menggunakan APD untuk menyaksikan pemulasaraan jenazah,” tutur Emil.
”Kita bisa memaksimalkan fasilitas kesehatan terdekat untuk membantu masyarakat mendeteksi keluhan yang dialami masyarakat agar masyarakat sadar dulu terhadap kondisi kesehatannya masing-masing, memahami apakah ada potensi komorbid atau tidak,” terang Emil.
Hal itu akan meminimalisir ketakutan masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya. Dari pemeriksaan itu bisa menjadi pintu masuk bagi tenaga kesehatan tingkat desa.
Sebelum berpamitan Wagub Emil mengapresiasi peran pondok pesantren termasuk kiai dan guru. ”Kita harus mengapresiasi upaya tokoh-tokoh agama yang sudah berusaha memberikan teladan. Tapi kita juga harus melakukan berbagai hal untuk menangkal berita hoaks,” ucap Emil.