JawaPos.com–Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan, masih ada 4,2 juta masyarakat Jatim yang belum mendapatkan vaksin dosis kedua. Jatim memerlukan pasokan vaksin Covid-19 dari pemerintah pusat. Hal tersebut telah dilaporkan kepada Menteri Kesehatan dan Mendagri.
Jawa Timur sebenarnya menargetkan pada 3 Juli vaksinasi sudah bisa dilakukan kepada 315 ribu warga. Sehingga pada 10 Agustus, persetase sudah mencapai 70 persen.
”Mudah-mudahan bisa segera di-support dan di-supply kebutuhan vaksinnya. Sehingga kita bisa memberikan dosis kedua yang sudah jatuh tempo. Kami berharap mendapat dropping sebanyak dan sesegera mungkin,” tutur Khofifah ketika meninjau vaksinasi di Universitas Islam Negeri Surabaya (UINSA) pada Rabu (4/8).
Kegiatan vaksinasi Gerakan UINSA Sehat Vaksinasi Masal dilaksanakan di Sport Center UINSA. Vaksinasi yang diadakan 4-5 Agustus merupakan bentuk sinergi dari UINSA, Pemprov Jatim, bersama Pemkot Surabaya.
Target sasaran vaksinasi tersebut yakni sebanyak 2.500 dosis per harinya. Sehingga total terdapat 5.000 dosis selama dua hari pelaksanaan dengan jenis vaksin AstraZeneca.
Gubernur Khofifah disambut Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Rektor UINSA Masdar Hilmy beserta jajarannya. Turut mendampingi Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Plt Kadinkes Jatim, Dirut RSUD Soetomo, dan beberapa kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim.
Khofifah mengatakan, sinergitas dan kolaborasi menjadi kunci sukses percepatan layanan vaksinasi bagi masyarakat Jatim. Karena itu, maksimalisasi sinergitas dan kolaborasi dengan berbagai elemen strategis atau stakeholder akan mempercepat capaian vaksinasi di Jatim.
”Apakah berbasis kampus, berbasis tempat-tempat pelayanan kesehatan (yankes), atau berbasis perusahaan-perusahaan. Kita memaksimalkan sinergitas dan kolaborasi dari seluruh stakeholder dalam pentahelix approach untuk mempercepat capaian vaksinasi,” ujar Khofifah.
Dia memninta Dinas Pendidikan Jatim melakukan koordinasi dengan perguruan tinggi-perguruan tinggi. Sedangkan dinkes menyinergikan dengan semua elemen strategis di Jatim.
Terkait penyelenggaraan vaksinasi di UINSA, Khofifah menyebut, hal itu merupakan wujud dari sinergitas dan kolaborasi dengan pendekatan pentahelix antara pemerintah provinsi, pemerintah kota, dan perguruan tinggi. UINSA menyiapkan tempat dan kegiatan vaksinasi, Pemprov Jatim menyiapkan dosis vaksin, Pemkot Surabaya menyiapkan nakes dan tenaga vaksinator.
”Inilah sebetulnya program gotong royong, guyub rukun menjadi penting. Kita harus bergandengan tangan membangun sinergitas dan kolaborasi untuk bersama-sama memberikan layanan percepatan vaksinasi bagi masyarakat,” jelas Gubernur Khofifah.