JawaPos.com – Sudah 21 tahun TNI-AL tidak melaksanakan ekspedisi panjang. Tahun ini mereka mengirim KRI Spica-934 untuk menjelajah Laut Halmahera dan perairan Papua lewat Ekspedisi Jala Citra I ”Aurora”. Personel TNI-AL di Pusat Hidrografi dan Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal) bersama belasan peneliti dari kementerian dan lembaga lain akan mencari tahu kekayaan alam di perairan tersebut.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono melepas langsung KRI Spica-934 dari Dermaga Pondok Dayung, Komando Armada (Koarmada) I, Jakarta Utara. Menurut Yudo, Laut Halmahera termasuk salah satu perairan yang kekayaan bawah lautnya masih misterius. ”Karena pada peta peninggalan Belanda tahun 1949, di sana dinyatakan sebagai daerah tertutup atau terlarang,” bebernya.
Sejak mengetahui informasi tersebut, TNI-AL berusaha mencari data yang lebih terperinci. Mereka mendapatkan jawaban bahwa daerah itu ditandai terlarang oleh Belanda lantaran ada gunung berapi. Namun, informasi dan data tersebut tetap harus dicari tahu kebenarannya.
Baca juga: Kogabwilhan I Pastikan 8 ABK Kapal Pesiar Ditangani di Wisma Atlet
Mantan panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I itu menyebutkan, banyak manfaat yang akan diperoleh dari ekspedisi tersebut. Misalnya, mengetahui beragam kekayaan alam yang bisa dimaksimalkan. Di antaranya, potensi perikanan untuk nelayan. Selain itu, mereka akan mengumpulkan data hidrografi untuk kepentingan pemetaan, keselamatan navigasi, dan pelayaran. Kemudian, mereka juga akan meneliti fenomena aliran pergeseran arus dari Samudra Pasifik ke Laut Banda menuju Samudra Hindia. Termasuk koneksitasnya dengan sistem cuaca dan kandungan mineral bawaan pada kolom air laut.