JawaPos.com – Greysia Polii telah mencapai impian tertingginya. Bersama Apriyani Rahayu, dia meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 (2/8). Pekan depan Greys (sapaan Greysia) genap berusia 34 tahun.
Banyak yang mempertanyakan kelanjutan kariernya. Meski Greys belum mengucapkan kata pensiun, secara usia cukup berat jika dia tampil di Olimpiade Paris 2024. Dan, kapan pun Greys akan pensiun, Apriyani tetap butuh partner pengganti.
Dalam diskusi virtual kemarin, Ketua Harian PB Jaya Raya Imelda Wiguna menyebutkan, ada tiga sosok yang memiliki kemungkinan besar menjadi partner Apri (sapaan Apriyani) selanjutnya. Mereka adalah Siti Fadia Silva Ramadhanti, Ribka Sugiarto, atau Yulfira Barkah.
”Mereka bagus dari segi serangan dan kecepatan. Cuma sayangnya, ada pandemi ini, mereka nggak sempat bertanding. Perlu dipupuk agar lebih baik. Saat junior bagus. Jangan sampai terlambat. Sayang kalau sampai hilang,” jelasnya.
Juara Piala Uber 1975 itu berharap Greys tidak langsung gantung raket. Imelda juga mendengar keinginan Greys untuk memiliki momongan. Tetapi, dia meminta Greys lebih bersabar sampai Apri bisa menemukan penggantinya. Minimal satu tahun atau satu setengah tahun ke depan.
”Saat ini kita punya aset. Greys ini luar biasa dan sulit mencari penggantinya. Eman-eman kalau berhenti cepat. Tapi, kalau mau lanjut, harus bisa mengatur diri sendiri,” tutur juara dunia 1980 tersebut.
Dari pengalamannya, Imelda tidak ingin ada generasi yang terputus. Seperti saat Susy Susanti meraih emas Olimpiade Barcelona 1992 dan perunggu Olimpiade Atlanta 1996. Selain itu, saat mulai naik, Mia Audina pindah ke Belanda. Bagi Indonesia, cukup berat untuk meningkatkan level tunggal putri sepeninggal Susy.
”Menurut saya, Susy Susanti saat itu terlalu cepat pensiun. Waktu itu memang ada Mia Audina, tapi dia ke Belanda, jadi ada gap yang terlalu tinggi di sektor tunggal putri,” sambungnya merujuk usia Susy yang baru 26 tahun saat memutuskan pensiun pada 1997.
”Tetapi, keputusan tetap ada pada Greys dan keluarganya. Harapan saya, tunggu sampai Apri dapat partner yang pas dulu,” lanjut Imelda.
Jika nanti Greys masih tetap lanjut hingga Olimpiade Paris 2024 pun, menurut Imelda, hal tersebut masih mungkin terjadi. Meski persaingannya sendiri akan lebih berat.
”Kecuali bisa tetap jaga diri setelah punya anak. Saya dulu punya anak waktu usia 32 tahun. Kemudian main lagi empat sampai lima tahun dan masih berprestasi,” imbuhnya.
Wajar jika badminton lovers di tanah air tak ingin Greys pensiun seusai Olimpiade Tokyo. Pasalnya, dia dan Apriyani baru saja menorehkan sejarah.
Baca Juga: Rexy Mainaky, Eng Hian, dan Kamar Mandi
Keberhasilannya mengalahkan wakil Tiongkok Chen Qingchen/Jia Yifan menempatkan Greysia dan Apriyani sebagai ganda putri pertama Indonesia yang berhasil meraih medali emas Olimpiade.
Indonesia pun kini menjadi negara kedua setelah Tiongkok yang telah berhasil meraih emas dari lima sektor di Olimpiade.